TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Hizbullah memberikan ancaman tinggi ke Israel, menyusul kematian komandan Hizbullah Fuad Shukr dan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.
Teranyar, Media Israel, seperti dilansir Al Mayadeen, melaporkan kecurigaan tentang sebuah drone Hizbullah yang mungkin telah digunakan untuk memotret kediaman Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Qaysaria, sebelah selatan Haifa.
Menurut surat kabar Israel, Israel Hayom, sebuah radar pada kapal rudal Israel yang ditempatkan di lepas pantai Qaysaria mendeteksi sebuah drone. Deteksi ini ditafsirkan sebagai drone pengintai Hizbullah yang dimaksudkan untuk memotret kediaman Netanyahu di tepi pantai.
Namun, militer Israel menyatakan bahwa ini bisa jadi merupakan "alarm palsu," dengan mencatat bahwa sistem radar terkadang mengeluarkan peringatan bahkan dalam kasus kawanan burung atau objek lain, yang sebelumnya dianggap "akurat." Surat kabar tersebut juga melaporkan bahwa jet tempur dikirim ke daerah tersebut setelah deteksi, tetapi tidak dapat menemukan drone tersebut.
Menilik Drone Hizbullah
Menilik lebih jauh, Hizbullah telah menunjukkan bahwa mereka mampu menggunakan pesawat tak berawak untuk menyerang Israel sejak 7 Oktober 2023. Bahkan, Hizbullah mampu mempelajari dan memanfaatkan apa yang disebut "titik-titik buta" dalam pertahanan Israel. Ini dilakukan dengan memetakan wilayah Palestina utara yang diduduki dengan drone pengintai.
Selain itu, Hizbullah meresmikan penggunaan pesawat tanpa awak Shahed-101 Iran dalam konfrontasi di Lebanon Selatan. Shahed-101 adalah sebuah pesawat yang sangat mudah bermanuver dan sulit untuk dideteksi, mengirimkan gelombang kejut dalam pendudukan Israel.
Drone Shahed-101 Iran bertenaga listrik, tidak seperti drone Ababil yang sebelumnya bermesin bensin. Drone ini sangat senyap dan hampir tidak mungkin didengar dari darat. Tak hanya itu, drone tersebut memiliki jangkauan hingga 19 kilometer dan dapat membawa bahan peledak seberat 10 kilogram.
Lebih lanjut, Hizbullah sering mengirimkan beberapa drone sekaligus, setidaknya satu untuk pengintaian dan satu lagi yang sarat dengan bahan peledak. Peralatan militer yang sensitif juga telah diserang, termasuk sistem anti-drone Drone Dome dan balon pengintai radar Sky Dew.
Hizbullah juga menerbangkan pesawat tak berawak pengintai di atas wilayah utara "Israel". Mereka mengumpulkan foto-foto udara dan informasi intelijen tentang lokasi-lokasi penting yang strategis dan merilisnya sebagai pengingat akan kerentanan "Israel".
Serangan Drone Hizbullah
Dikutip dari Al Jazeera, Hizbullah telah melancarkan serangan udara gabungan drone umpan dan peledak yang menargetkan Israel sejak perang Gaza dimulai. Serangan itu terjadi setelah pasukan Israel membunuh salah satu pejuangnya di Lebanon Selatan, Hussein Azkoul. Hizbullah melancarkan serangan pesawat tak berawak ke pangkalan-pangkalan Israel di utara kota Acre. Tembakan roket dan drone Hizbullah pun menewaskan sekitar selusin tentara Israel dan separuh jumlah warga sipil.
Kelompok yang bersekutu dengan Iran itu mengatakan pihaknya melancarkan serangan gabungan dengan peluru kendali dan drone peledak terhadap pusat komando pengintaian militer baru di Arab al-Aramshe, sebuah desa berpenduduk mayoritas Arab di Israel utara dekat perbatasan Lebanon. Serangan itu terjadi sehari setelah serangan Israel di Lebanon Selatan yang menewaskan tiga orang, termasuk komandan lapangan Hizbullah Ismail Yusaf Baz.
Dikutip dari Reuters, Hizbullah juga meluncurkan satu skuadron drone ke markas besar formasi militer Israel di Galilea. Serangan itu merupakan balasan pembunuhan yang dilakukan oleh Israel di daerah Zrariyeh sekitar 25 kilometer (15 mil) dari perbatasan. Kelompok itu juga mengatakan telah meluncurkan drone menuju Liman di Israel utara dan di kota pesisir Israel Nahariya.
Dikutip dari Al Mayadeen, Hizbullah menyerang situs militer Israel yang baru didirikan di dekat perbatasan Palestina-Lebanon. Mereka membunuh dan melukai beberapa perwira dan tantara. Menurut Unit Media Militer Perlawanan, Angkatan Udara Tak Berawak Hizbullah juga meluncurkan segerombolan drone bunuh diri ke lokasi militer Israel yang terletak di Elkosh.
Drone tersebut menghantam tenda barak yang digunakan oleh petugas dan tentara pendudukan Israel di pemukiman tersebut, menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai 20 lainnya, menurut media Israel. Hizbullah mengatakan serangan itu terjadi sebagai respons atas serangan Israel terhadap Lebanon kota al-Naqoura.
Sebagai informasi, laporan dari Pusat Penelitian ALMA Israel pada 2021 mengindikasikan bahwa Hizbullah memiliki sekitar 2.000 drone. Bahkan beberapa di antaranya merupakan drone canggih dan diproduksi secara lokal. Laporan itu menambahkan bahwa Hizbullah telah mengerahkan drone, seperti Shahed-129, Mohajer, dan Karrar, sejak sebelum Perang Juli 2006.
Tak hanya itu, perlawanan Hizbullah memiliki sistem kemampuan militer yang komprehensif, terutama dalam hal persenjataan udara yang diwakili oleh pesawat tak berawak. Persenjataan Hizbullah meliputi drone pengintai, penyerangan, dan penyerangan. Oleh karena itu, Drone Lebanon muncul sebagai senjata yang efektif dalam operasi Perlawanan Islam terhadap berbagai target Israel, termasuk situs, markas besar, stasiun pengintai, dan pasukan di kedalaman Palestina utara yang diduduki.
KHUMAR MAHENDRA | IDA ROSDALINA | ALJAZEERA | REUTERS | AL MAYADEEN
Pilihan editor: Kian Panas Israel Serang Gudang Senjata Hizbullah di Lebanon