TEMPO.CO, Jakarta - Israel menyerang depot senjata Hizbullah di Lembah Bekaa, timur Lebanon. Serangan itu tidak mengakibatkan korban jiwa, menurut dua sumber keamanan seperti dilansir dari Reuters. Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan dari delapan korban luka, enam di antaranya adalah warga negara Lebanon dan dua anak-anak Suriah.
Militer Israel mengatakan angkatan udaranya menyerang sejumlah fasilitas penyimpanan senjata Hizbullah di daerah Beqaa di Lebanon. "Setelah serangan itu, ledakan sekunder teridentifikasi, yang menunjukkan keberadaan sejumlah besar senjata di fasilitas yang diserang," kata militer dalam sebuah pernyataan.
Juru bicara militer itu mengatakan serangan sebelumnya di Deir Qanoun dan Tayibe selatan Lebanon menargetkan seorang militan senior di Unit Roket dan Rudal Hizbullah. Serangan juga ditujukan untuk sebuah sel yang beroperasi dari struktur militer Hizbullah.
Setelah serangan depot, Otoritas Penelitian Ilmiah Pertanian Lebanon mengatakan akan menutup stasiun penelitiannya di wilayah Beqaa sebagai tindakan pencegahan karena rudal yang tidak meledak mendarat di dekatnya.
Pada hari Sabtu, militer Israel mengatakan pihaknya menargetkan depot senjata yang digunakan oleh militan kelompok bersenjata Lebanon Hizbullah dalam serangan udara, menewaskan sedikitnya 10 orang termasuk dua anak-anak. Pada Juli, serangan Israel juga menargetkan depot lain yang menyimpan amunisi milik kelompok yang didukung Iran di kota Adloun di Lebanon selatan, ujar tiga sumber keamanan.
Israel dan Hizbullah telah saling serang sejak Hizbullah mengumumkan front dukungan dengan Palestina. Penyerangan itu tak lama setelah sekutunya Hamas menyerang komunitas perbatasan selatan Israel pada 7 Oktober, yang memicu serangan militer Israel di Gaza.
Sekitar 622 orang di Lebanon telah tewas sejak dimulainya bentrokan tahun lalu, termasuk 416 pejuang Hizbullah dan 132 warga sipil.
REUTERS
Pilihan editor: Donald Trump Pamer Dukungan dari Taylor Swift, Ternyata Palsu