TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok Hamas Palestina mengatakan bahwa negosiatornya siap melaksanakan gencatan senjata segera dengan Israel di Gaza berdasarkan proposal AS sebelumnya, tanpa persyaratan baru dari pihak mana pun. Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tim negosiasi mereka, yang dipimpin oleh pejabat senior Khalil al-Hayya, bertemu dengan para mediator pada hari Rabu termasuk Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani dan kepala intelijen Mesir Abbas Kamel di Doha. Pertemuan itu untuk membahas perkembangan terbaru di Gaza.
Pembicaraan sejauh ini gagal mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 11 bulan. Masalah yang masih ada termasuk kontrol koridor Philadelphia hamparan tanah sempit di perbatasan Gaza dengan Mesir, yang masih ada.
Direktur CIA William Burns, yang juga kepala negosiator AS untuk Gaza, mengatakan pada hari Sabtu bahwa proposal gencatan senjata yang lebih rinci akan dibuat dalam beberapa hari ke depan. Usulan sebelumnya yang diajukan oleh Presiden AS Joe Biden pada bulan Juni menetapkan gencatan senjata tiga fase sebagai imbalan atas pembebasan sandera Israel.
Perang baru-baru ini di Gaza dimulai setelah militan Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang, menurut penghitungan Israel. Serangan Israel sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 41.084 warga Palestina dan melukai 95.029 lainnya, kata kementerian kesehatan Gaza.
Sementara itu Israel terus menyerang warga Palestina di Tepi Barat. Sedikitnya enam orang tewas saat pasukan melanjutkan operasi lanjutan terhadap kelompok militan di wilayah tersebut.
Serangan udara di kota Tubas menewaskan lima orang. Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan tim penyelamat telah menemukan lima mayat di lokasi tersebut dan telah memindahkan mereka ke rumah sakit.
Dalam insiden terpisah di kota Tulkarm, militer mengatakan pasukan yang didukung oleh polisi dan dinas intelijen membunuh seorang militan bersenjata. Tidak ada konfirmasi langsung dari faksi bersenjata Palestina mana pun bahwa orang-orang yang tewas dalam operasi itu adalah pejuang mereka.
Pasukan Israel telah melakukan serangkaian operasi di Tepi Barat utara selama dua minggu terakhir, dengan penggerebekan di Tubas, Jenin, dan Tulkarm. Ketiga kota tersebut diklaim oleh Israel merupakan kantong faksi-faksi bersenjata termasuk Hamas, Jihad Islam yang didukung Iran, dan Fatah.
REUTERS
Pilihan editor: Kemlu Bebaskan WNI yang Terancam Hukuman Mati di Arab Saudi