TEMPO.CO, Jakarta - Hamas mengungkap sejak Juni 2024, sudah beroperasi di bawah strategi baru, termasuk bagaimana cara menangani para sandera saat tentara Israel mendekati lokasi mereka di Gaza. Penjelasan itu disampaikan Hamas beberapa hari setelah militer Israel menemukan enam jenazah sandera dari sebuah terowongan di Kota Rafah, Gaza, dengan mengklaim jenazah itu ditembak Hamas saat tentara Israel semakin mendekat.
Juru bicara Hamas Abu Ubaida tidak menjelaskan detail strategi baru cara penanganan sandera yang dimaksud. Dia hanya menekankan Israel yang harus bertanggung jawab atas kematian para sandera.
Menurut Ubaida, strategi atau instruksi terbaru diberikan pada anggota Hamas yang mengawal para sandera diberikan setelah terjadi sebuah operasi penyelamatan oleh militer Israel pada Juni 2024. Ketika itu, tentara Israel membebaskan empat sandera dalam sebuah penggerebekan yang menewaskan puluhan nyawa warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak.
“Netanyahu berkeras membebaskan para sandera melalui tekanan militer, bukannya mengunci lewat kesepakatan sehingga para sandera bisa dibebaskan dalam kondisi hidup. Keluarga para sandera harus memilih apakah mereka ingin anggota keluarganya bebas dalam kondisi hidup atau mati,” Ubaida
Sebelumnya pada Senin, 2 September 2024, Hamas mengunggah rekaman video satu dari enam sandera yang akhirnya ditemukan meninggal oleh Israel. Namun tidak jelas di mana rekaman video itu diambil.
Sedangkan Netanyahu pada Senin, 2 September 2024, mengatakan enam sandera yang mereka temukan tewas dalam kondisi tertembak di bagian belakang kepala mereka. Dia pun berjanji Hamas akan membayar perbuatan yang sudah mereka lakukan.
Pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan tuduhan Netanyahu terhadap Hamas adalah sebuah upaya untuk keluar dari tanggung jawab atas kematian para sandera. “Netanyahu membunuh enam sandera tersebut dan dia bertekad membunuh sisa sandera yang masih hidup. Militer Israel harus memilih antara Netanyahu atau mengunci kesepakatan gencatan senjata,” kata Abu Zuhri.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Indef Sebut Aset Perbankan Syariah Indonesia Bakal Segera Tembus Rp1.000 Triliun
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini