TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI memastikan tidak ada WNI yang menjadi korban akibat sapuan topan Yagi yang melanda Vietnam pada 7 September - 12 September 2024 siang. Di Vietnam, topan Yagi telah menewaskan 199 orang, 800 korban luka-luka dan 128 orang hilang.
KBRI Hanoi telah berkoordinasi dengan otoritas setempat dan simpul masyarakat Indonesia. Hingga berita ini diturunkan, tidak ada informasi mengenai WNI yang menjadi korban.
Berdasarkan data lapor diri, KBRI Hanoi mencatat terdapat 915 WNI di Vietnam. Mayoritas menetap di Vietnam bagian selatan. Untuk situasi darurat, dapat menghubungi hotline Perwakilan RI di Vietnam.
KBRI Hanoi: +84705231990 atau KJRI Ho Chi Minh City: +84938730030
Sebelumnya otoritas Hanoi mengevakuasi ribuan orang yang tinggal di dekat Sungai Merah setelah ketinggian air menyentuh rekor tertinggi dalam 20 tahun. Sejumlah jalan di Kota Hanoi sudah beberapa hari terendam air setelah topan Yagi mengaduk-aduk wilayah utara Vietnam hingga menewaskan 179 orang.
Topan Yagi tercatat sebagai topan paling dahsyat pada tahun ini. Topan Yagi yang berupa angin kencang dan hujan lebat mendarat di Vietnam pada Sabtu, 8 September 2024. Saat itu, topan Yagi telah menyebabkan tanah longsor dan runtuhnya sebuah jembatan sehingga tercatat sebagai musibah terbesar di area tersebut.
Topan Yagi di Vietnam yang berupa tanah longsor dan banjir bandang telah memutus aliran listrik dan demi keamanan. Mai Van Khiem, Direktur National Center for Hydro-Meteorological Forecasting, mengatakan ketinggian air di Sungai Merah telah menyentuh rekor tertinggi dalam dua dekade. Hujan lebat diprediksi masih akan berlanjut sampai dua hari ke depan
Beberapa sekolah di Hanoi sudah mengabarkan pada murid-murid agar belajar dari rumah sepanjang pekan ini. Pemerintah Vietnam memastikan warga yang tinggal di area dataran rendah sudah dievakuasi.
Pilihan editor; Turki Gelar Penyelidikan Pembunuhan Aysenur Ezgi Eygi oleh Israel di Tepi Barat