TEMPO.CO, Jakarta - Aysenur Ezgi Eygi, 26 tahun, warga AS yang juga berkewarganegaraan Turki, ditembak mati pada Jumat lalu dalam sebuah aksi protes di Beita, sebuah desa di dekat Nablus di mana warga Palestina berulang kali diserang oleh para pemukim sayap kanan Yahudi.
Para pejabat Palestina mengatakan bahwa Eygi ditembak di bagian kepala.
Sejak perang Timur Tengah 1967, Israel telah menduduki Tepi Barat Sungai Yordan, sebuah wilayah yang diinginkan oleh Palestina sebagai inti dari sebuah negara merdeka di masa depan. Israel telah membangun berbagai permukiman di sana yang dianggap ilegal oleh sebagian besar negara. Israel membantah pernyataan tersebut, dengan mengutip hubungan historis dan alkitabiah dengan wilayah tersebut.
Mahkamah Internasional mengatakan pada bulan Juli bahwa pendudukan Israel atas wilayah Palestina dan pemukiman di sana adalah ilegal dan harus diakhiri sesegera mungkin.
Militer Israel mengatakan pada hari Selasa bahwa penyelidikan awal mereka menemukan bahwa kemungkinan besar pasukannya telah melepaskan tembakan yang menewaskannya, namun kematiannya tidak disengaja, dan mereka menyuarakan penyesalan yang mendalam.
Berikut tanggapan dari para pemimpin AS:
Presiden Joe Biden
Presiden Joe Biden awalnya mengatakan kepada para wartawan bahwa "tembakan itu memantul ke tanah".
"Tampaknya itu adalah kecelakaan - itu memantul ke tanah, dan dia tertembak secara tidak sengaja. Saya sedang mencari tahu sekarang," kata Biden kepada wartawan pada Selasa.
Seorang pejabat AS mengatakan bahwa itulah kesimpulan dari penyelidikan Israel, yang hasilnya disampaikan kepada Amerika Serikat pada hari Selasa.
"Harus ada pertanggungjawaban penuh. Dan Israel harus berbuat lebih banyak untuk memastikan bahwa insiden seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi," kata Biden dalam sebuah pernyataan, Rabu.
Wakil Presiden Kamala Harris
Kandidat calon presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris, mengecam pembunuhan Eygi oleh pasukan Israel, namun wakil presiden Amerika Serikat tersebut tidak mendukung permintaan untuk melakukan penyelidikan independen atas insiden tersebut.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, Harris menyebut penembakan fatal terhadap Eygi di Tepi Barat yang diduduki pekan lalu sebagai "tragis" dan "tidak dapat diterima". Ia juga mendesak "pertanggungjawaban penuh" atas pembunuhan tersebut.
"Israel harus berbuat lebih banyak untuk memastikan bahwa insiden seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi," kata Harris.
"Penyelidikan awal Israel mengindikasikan bahwa ini adalah hasil dari kesalahan tragis yang menjadi tanggung jawab [militer Israel]. Kami akan terus menekan pemerintah Israel untuk mendapatkan jawaban dan akses yang lebih luas terhadap temuan-temuan investigasi tersebut sehingga kami dapat memiliki keyakinan terhadap hasilnya."