TEMPO.CO, Kota Gaza – Pemimpin veteran Hamas Khaled Meshaal kembali terpilih sebagai kepala gerakan Islam Palestina. Sebelumnya, beredar spekulasi bahwa Meshaal yang tinggal di luar negeri tidak akan dicalonkan kembali.
Sebenarnya pada tahun lalu Meshaal telah mengatakan tidak akan mengajukan diri lagi. Namun, pejabat Hamas mengatakan dewan syura partai memilih Meshaal dalam pertemuan di Kairo, Mesir, Senin siang, 1 April 2013.
“Para pemimpin Hamas memilih Meshaal,” kata pejabat tinggi yang tidak mau disebut namanya. Pejabat lain yang juga anonim mengatakan pemilihan berlangsung secara rahasia. Namun, telah diketahui masa jabatan Meshaal akan diperpanjang. Perkembangan di Timur Tengah sejak kebangkitan Arab tahun 2011 membuat Hamas kembali memilih Meshaal.
Terkenal sebagai orator ulung, Meshaal menggunakan kebebasan bergeraknya untuk mendekati dunia Arab dan dunia Muslim. “Meshaal memberikan wajah nasional bagi gerakan dan memiliki hubungan baik dengan dunia Arab,” kata pejabat Hamas lainnya.
Selain mengadakan pemilihan ketua, para pejabat Hamas berada di Kairo sejak Minggu dan Senin untuk membahas rekonsiliasi dengan Fatah, faksi Presiden Palestina Mahmud Abbas, bersama para pemimpin Mesir.
Baca juga:
Meshaal akan dibantu Perdana Menteri Hamas di Gaza, Ismail Haniya, serta orang nomor dua, yakni Mussa Abu Marzuq--yang sebelumnya difavoritkan untuk menggantikan Meshaal.
Untuk pertama kalinya, Meshaal mengunjungi Gaza pada Desember lalu. Dia naik ke tampuk pimpinan Hamas tahun 2004 setelah Israel membunuh pemimpin sekaligus pendiri gerakan Islam itu, Sheikh Ahmed Yassin. Israel juga menghabisi pengganti Ahmed Yasin, yaitu Abdelaziz al-Rantissi, di Jalur Gaza.
Meshaal sendiri berhasil selamat dalam upaya pembunuhan oleh Israel di Yordania tahun 1997. Ketika itu seorang agen rahasia Mossad yang menyamar sebagai turis Kanada meracuninya di jalanan kota Amman. Tiga dari penyerang berlindung di Kedutaan Besar Israel, tetapi dua di antaranya ditangkap otoritas Yordania.
Saat itu Meshal jatuh koma. Raja Hussein menuntut Israel memberikan penawar racunnya jika ingin agen-agen Israel dibebaskan. Episode itu memaksa PM Israel Benjamin Netanyahu untuk membebaskan Yassin dan 19 orang lainnya dari penjara.
CNA | NATALIA SANTI
Berita Terpopuler:
Para Pengontrak Rusun Marunda Mulai Diusir Pemilik
'Postingan Idjon Djanbi Tak Bisa Dipertanggungjawabkan'
Misteri Selongsong Peluru di Cebongan
Soal Bendera Aceh, Ini Tanggapan SBY
Fakta-fakta Menarik Jelang Chelsea Vs MU
Pati, Kota Seribu Paranormal