TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Amerika Serikat memastikan seorang pria yang diduga merupakan pelaku percobaan pembunuhan mantan presiden AS Donald Trump di padang golfnya di Florida, telah ditangkap. Ini menjadi percobaan pembunuhan kedua terhadap Trump dalam dua bulan terakhir.
Kepala Kepolisian wilayah Palm Beach, Sheriff Ric Bradshaw, dalam konferensi pers pada Senin 16 September 2024 waktu setempat mengatakan penangkapan berhasil dilakukan berkat laporan seseorang yang menyaksikan tersangka melarikan diri.
Saksi mata melihat si pelaku "melarikan diri dari semak-semak lalu bergegas masuk ke sebuah mobil Nissan hitam." Saksi mata juga berhasil memotret kendaraan si pelaku, ucap Bradshaw.
Berdasarkan laporan tersebut, petugas kepolisian berhasil mengidentifikasi kendaraan beserta arah mobil itu kabur, yaitu ke Martin County.
Kepolisian Palm Beach lantas menghubungi kepolisian wilayah Martin untuk membantu mengamankan terduga pelaku. Dengan bantuan mereka, kendaraan tersebut berhasil disetop dan si terduga pelaku diamankan.
"Mereka melihat kendaraan tersebut, lalu menghentikannya, dan lantas menangkap si pelaku," kata sheriff.
"Kami lalu membawa sang saksi mata untuk melihat orang yang kami amankan, dan dia memastikan bahwa orang tersebut memang benar yang ia lihat melarikan diri dari semak-semak dan bergegas masuk ke mobil," kata Bradshaw, menambahkan.
Kepolisian Palm Beach turut mengamankan sebuah senapan serbu AK-47 dengan teropongnya, dua tas punggung, serta sebuah kamera GoPro yang tergeletak di semak-semak tempat si terduga pelaku bersembunyi.
David Aronberg, jaksa negara bagian Palm Beach County, mengonfirmasi kepada USA TODAY bahwa tersangka yang ditahan adalah Ryan Wesley Routh.
Sementara itu, anggota Kongres dari Partai Republik, Marjorie Taylor Greene, mengidentifikasi tersangka pembunuhan sebagai Ryan Wesley Routh. Routh, 58 tahun, "terobsesi" dengan konflik Ukraina, menurut Greene.
Anggota Kongres itu menyebarkan unggahan dari akun-akun media sosial yang diyakini milik Routh, termasuk unggahan pada Mei yang menyebutkan tentang undangan bagi tentara untuk berperang di Ukraina.
Insiden itu terjadi pada hari yang sama ketika calon dari Partai Republik itu mengunggah "Saya benci Taylor Swift" di platform Truth Social miliknya, dan pasangannya Senator J.D. Vance (R-OH) mengakui bahwa dia "tidak menyesal" karena menyebarkan cerita palsu tentang migran Haiti yang menyebabkan berbagai ancaman di Kota Springfield, Ohio.
Insiden itu terjadi hampir dua bulan setelah Trump terluka dalam upaya pembunuhan pertama pada 13 Juli. Thomas Matthew Crooks, seorang pria bersenjata berusia 20 tahun, melepaskan tembakan ke arah Trump selama kampanye di Butler County, Pennsylvania, dan mengenai telinga kanannya.
Pilihan Editor: Donald Trump Kembali Selamat dari Percobaan Pembunuhan
FOX NEWS | USA TODAY