TEMPO.CO, Jakarta - Laporan-laporan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sedang mempertimbangkan untuk memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengguncang lanskap politik dan membuat pasar keuangan Israel melemah pada Senin, 16 September 2024.
Saluran televisi dan situs-situs berita terkemuka Israel melaporkan bahwa Netanyahu, di bawah tekanan dari mitra koalisi sayap kanan, mempertimbangkan untuk memecat Gallant dan menggantinya dengan mantan sekutu yang kini menjadi saingannya, Gideon Saar, yang saat ini menjadi anggota oposisi.
Langkah seperti itu akan menjadi guncangan besar bagi lanskap politik dan keamanan, terutama dengan ancaman perang habis-habisan antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon.
Shekel melemah 1% menjadi hampir 3,75 terhadap dolar, sementara indeks saham utama Tel Aviv turun 1,4% menjadi 1,6% .
Mata uang Israel diperkirakan menguat setelah data pada Minggu menunjukkan tingkat inflasi Israel naik lebih dari yang diperkirakan menjadi 3,6% di Agustus, sebuah lompatan yang menurut para analis akan menunda penurunan suku bunga hingga tahun 2025, berbeda dengan ekspektasi penurunan suku bunga di Amerika Serikat dan Eropa.
Netanyahu membantah bahwa ia sedang bernegosiasi dengan Saar, meskipun ia tidak menyebutkan rencananya untuk Gallant. Saar membantah bahwa ia sedang bernegosiasi dengan beberapa anggota koalisi.
Netanyahu dan Gallant Berselisih
Ini bukan pertama kalinya Netanyahu mencoba memecat Gallant. Keduanya telah berselisih mengenai sejumlah kebijakan pemerintah dan, baru-baru ini, penanganan perang di Gaza dan ketentuan-ketentuan dari kemungkinan pembebasan sandera dan kesepakatan gencatan senjata dengan kelompok militan Islam Hamas.
Para anggota parlemen dari Partai Likud mengkritik Netanyahu karena teralihkan oleh pertikaian politik dan bukannya fokus pada tugas yang ada.
"Alih-alih perdana menteri sibuk dengan kemenangan atas Hamas, mengembalikan para sandera, dengan perang melawan Hizbullah dan mengizinkan penduduk (yang dievakuasi) di utara untuk kembali ke rumah mereka, dia sibuk dengan urusan politik yang tercela dan mengganti menteri pertahanan," tulis anggota parlemen dari Partai Likud, Benny Gantz, di media sosial.
Menteri Kepolisian Itamar Ben-Gvir, yang mengepalai sebuah partai ultranasionalis dalam koalisi Netanyahu, telah berbulan-bulan mengadvokasi untuk mengganti Gallant dan menyerukan pemecatannya dengan segera.
"Kita harus menyelesaikan situasi di utara dan Gallant bukanlah orang yang tepat untuk memimpin hal ini," kata Ben Gvir merujuk pada kemungkinan eskalasi dengan Hizbullah.
Puluhan ribu warga Israel telah mengungsi di dekat perbatasan Lebanon di bagian utara karena tembakan roket setiap hari dari Hizbullah.
Gallant, yang naik pangkat menjadi jenderal selama 35 tahun karir militernya, pada Minggu mengatakan kepada Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin bahwa ia berkomitmen untuk mengembalikan warga kembali ke rumah mereka dan bahwa "kemungkinan untuk mencapai kerangka kerja yang disepakati hampir habis."
Pada Senin, ia mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk mengembalikan warga yang dievakuasi dari utara ke rumah mereka adalah dengan aksi militer.
Pada Maret 2023, Netanyahu memecat Gallant setelah ia berseberangan dengan pemerintah dan mendesak penghentian rencana perombakan sistem peradilan yang sangat diperdebatkan. Hal itu memicu protes massa dan Netanyahu pun mundur.
REUTERS
Pilihan Editor:Di Tengah Perang Gaza, Israel Rayakan 4 Tahun Normalisasi Hubungan dengan 4 Negara Arab