Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Netanyahu Kecam Rekonsiliasi Hamas dan Fatah

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Cuitan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. rt.com
Cuitan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. rt.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengecam hasil rekonsiliasi damai Palestina antara Faksi Hamas dan Fatah, yang diselenggerakan di Mesir pada Kamis 12 Oktober 2017.

Melalui akun Facebook dan twitter resminya @netanyahu, Benjamin Netanyahu mengatakan perdamaian antara Palestina dan Israel akan sulit tercapai.

Baca: Polisi Israel Pastikan PM Netanyahu Jadi Tersangka

"Tidak ada yang kami inginkan selain perdamaian dengan semua negara tetangga kami (Palestina). Rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah membuat perdamaian ini akan semakin sulit tercapai," kata Netanyahu seperti dilansir media Russia Today.

Kepala delegasi Hamas Saleh Arouri dan pemimpin Fatah Azzam Ahmad menandatangani kesepakatan rekonsiliasi di Kairo, Mesir, 12 Oktober 2017. REUTERS

Konflik sipil yang terjadi di Palestina mencuat pada 2007 disaat Hamas memenangkan pemilihan dan memperoleh kekuasaan di Gaza. Sementara wilayah Tepi Barat berada di bawah kekuasaan Faksi Fatah.

Baca: Balas Israel, Netanyahu Dilarang Terbang di Langit Indonesia

Sejak konflik itu terjadi upaya perdamaian antara dua kubu itu tidak pernah berjalan.

Pada tahun 2014 sempat terjadi upaya pembicaraan damai. Namun ini dianulir Israel, yang menolak kesepakatan damai itu. Israel beralasan tidak ingin berdamai dengan Faksi Hamas karena beranggapan organisasi itu termasuk dalam organisasi teroris yang memiliki niat jahat untuk menghancurkan Israel.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah rekonsiliasi antarkedua faksi itu tercapai, Israel dengan tegas menolak hasil kesepakatan itu dengan alasan Hamas masih dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel.

 "Israel menentang setiap bentuk rekonsiliasi dikarenakan Hamas menolak untuk melucuti senjata dan tidak mau berhenti untuk memperjuangkan penghancuran Israel," kata Netanyahu.

Netanyahu juga mengecam Hamas yang menurutnya sebagai pembunuh anak-anak, menindas Kaum LGBT, dan menyandera pasukan Israel. Dia juga menyebutnya sebagai bayangan dari Osama Bin Laden, pemimpin  Al Qaeda yang telah tewas sebelumnya di Afghanistan saat melawan pasukan Amerika Serikat.

"Rekonsiliasi dengan pembunuh masal membuatmu menjadi bagian dari masalah bukan menjadi solusi," kata Netanyahu dilansir dari rt.com.

Dalam kesepakatan rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah, kedua partai politik ini bersepakat menyerahkan pemerintahan kepada Otoritas Palestina, yang dipimpin Presiden Mahmoud Abbas, selambat-lambatnya pada tanggal 1 November 2017.

Dalam pertemuan yang diprakarsai Mesir itu, kedua partai masih mengesampingkan  isu terkait sayap militer Hamas. Ini juga membuat Israel berang.

Netanyahu menginginkan agar Hamas melucuti seluruh senjatanya sebagai bentuk hormat kepada hukum internasional.

MUHAMMAD IRFAN AL AMIN

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Klaim Keputusan ICC Tak Akan Pengaruhi Israel, Netanyahu: Tapi Preseden Berbahaya

5 jam lalu

Joe Biden dan Benjamin Netanyahu. REUTERS
Klaim Keputusan ICC Tak Akan Pengaruhi Israel, Netanyahu: Tapi Preseden Berbahaya

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan keputusan apa pun yang dikeluarkan oleh ICC tidak akan pengaruhi Israel


Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

6 jam lalu

Asap mengepul setelah serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 22 April 2024. REUTERS/Mahdy Zourob
Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional


Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

7 jam lalu

Mahasiswa pro-Palestina mengambil bagian dalam protes mendukung Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza, di Universitas Columbia di New York City, AS, 12 Oktober 2023. REUTERS/Jeenah Moon
Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 26 April 2024 diawali oleh kabar seorang wanita di Korea Selatan ditipu oleh orang yang mengaku sebagai Elon Musk


PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

8 jam lalu

Anak-anak Palestina bermain di tengah reruntuhan taman yang hancur akibat serangan militer Israel, saat Idul Fitri, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Kota Gaza 11 April 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB


Terobos Lampu Merah, Menteri Ekstremis Israel Ben-Gvir Kecelakaan

14 jam lalu

Kendaraan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir terlibat dalam kecelakaan di Ramle pada 26 April 2024. (Screencapture/X)
Terobos Lampu Merah, Menteri Ekstremis Israel Ben-Gvir Kecelakaan

Mobil Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir terbalik dalam kecelakaan mobil karena menerobos lampu merah


Demo Mahasiswa Amerika: Stop Investasi Kampus di Israel

16 jam lalu

Para pengunjuk rasa duduk di perkemahan saat mereka memprotes solidaritas dengan penyelenggara Pro-Palestina di kampus Universitas Columbia, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 19 April 2024. REUTERS/Caitlin Ochs
Demo Mahasiswa Amerika: Stop Investasi Kampus di Israel

Demo Mahasiswa Universitas Columbia menuntut pembebasan Palestina, gencatan senjata di Gaza, dan penghentian kerja sama dengan Israel


Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

17 jam lalu

Para pengunjuk rasa duduk di perkemahan saat mereka memprotes solidaritas dengan penyelenggara Pro-Palestina di kampus Universitas Columbia, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 19 April 2024. REUTERS/Caitlin Ochs
Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza


Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

21 jam lalu

Bayi perempuan Palestina, berhasil diselamatkan dari rahim ibunya Sabreen Al-Sheikh yang terbunuh dalam serangan Israel bersama suaminya Shokri dan putrinya Malak, terbaring di inkubator di rumah sakit Al-Emirati di Rafah di Jalur Gaza selatan 21 April 2024. Bayi tersebut ditempatkan di inkubator di rumah sakit Rafah bersama bayi lainnya. REUTERS/Mohammed Salem
Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

Seorang bayi yang diselamatkan dari rahim ibunya yang sekarat setelah serangan udara Israel di Gaza selatan, dilaporkan meninggal pada Kamis.


Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

22 jam lalu

Mahasiswa pro-Palestina mengambil bagian dalam protes mendukung Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza, di Universitas Columbia di New York City, AS, 12 Oktober 2023. REUTERS/Jeenah Moon
Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina


Temuan Kuburan Massal, Bisakah Menjadi Bukti Kejahatan Perang Israel?

23 jam lalu

Orang-orang bekerja untuk memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 21 April 2024. REUTERS/  Ramadhan Abed
Temuan Kuburan Massal, Bisakah Menjadi Bukti Kejahatan Perang Israel?

Penemuan kuburan massal di dua rumah sakit di Gaza telah memicu seruan kepala HAM PBB dan pihak lainnya untuk penyelidikan internasional.