TEMPO.CO, Jakarta - Warga di beberapa area di Polandia dan Republik Cek pada Senin, 16 September 2024, bergegas mengevakuasikan diri setelah banjir bandang terburuk dalam lebih dari dua dekade. Banjir telah menyebabkan kehancuran dan naiknya korban jiwa.
Sejumlah wilayah perbatasan antara Republik Cek dan Polandia menjadi area paling parah setelah sepanjang akhir pekan lalu diguyur hujan lebat dan ketinggian air meruntuhkan beberapa jembatan. Kondisi ini memaksa dilakukannya evakuasi karena banjir bandang telah merusak sejumlah rumah dan kendaraan.
Setidaknya 17 orang tewas akibat banjir di Rumania dan Polandia dalam beberapa hari terakhir. Pada Senin, 16 September 2024, Wali Kota Nysa menyerukan pada seluruh warga agar secepatnya melakukan evakuasi setelah dam terdekat rusak akibat luapan air. Nysa adalah sebuah kota di selatan Polandia dengan populasi lebih dari 40 ribu jiwa.
Di Kota Ostrava wilayah utara Rapublik Cek, sebuah bendungan pecah disebabkan oleh banjir sehingga air menggenangi kawasan industri di sana, termasuk pabrik bahan kimia BorsodChem dan pabrik lainnya. Ratusan orang dievakuasi dari kawasan pemukiman di Ostrava.
Sedangkan di Kota Litovel, Republik Cek, pada Senin, 16 September 2024, air mengalami ketinggian sampai satu meter. Warga menggambarkan ketakutan mereka air naik dengan cepat sepajang akhir pekan kemarin.
“Saya sangat takut sampai saya berlari karena air di dekat rumah saya naik dengan cepat,” kata Renata Gaborova, 39 tahun.
Polandia sudah mengumumkan status bencana alam di beberapa area terdampak. Pemerintah pun sudah menyiapkan dana 1 miliar zlotys untuk membantu para korban. Perdana Menteri Polandia Donald Tusk sudah berkoordinasi dengan pemimpin di negara-negara lain yang juga mengalami banjir bandang dan sepakat untuk meminta bantuan keuangan dari Uni Eropa.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Ratusan Narapidana Kabur setelah Tembok Penjara Nigeria Roboh Akibat Banjir
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini