TEMPO.CO, Jakarta - Bencana yang disebabkan oleh Badai Boris tengah memicu bencana banjir besar di Eropa Tengah. Banjir ini diperkirakan bisa menjadi yang terparah sejak tahun 2002. Kota-kota besar seperti Praha, Dresden, dan Wina terendam air.
Pada Kamis, 15 September 2024, Badan Meteorologi Inggris (UK Met Office) telah memperingatkan potensi curah hujan ekstrem di wilayah Eropa Tengah dan Selatan. Di beberapa tempat, curah hujan bisa mencapai 300mm, dua kali lipat dari rata-rata bulanan untuk bulan September. Beberapa sungai di kawasan ini bahkan diprediksi akan mengalami banjir besar yang hanya terjadi sekali dalam seratus tahun.
Austria, Republik Ceko, Jerman, Hungaria, Polandia, Slovakia, dan Rumania masuk dalam daftar negara yang terdampak bencana. Berbagai organisasi Palang Merah di wilayah ini sudah memulai upaya bantuan atau tengah bersiap untuk menghadapi situasi darurat. Dilansir dari berbagai sumber, banjir ini telah merenggut tujuh nyawa dalam dua hari terakhir di beberapa negara, dan lebih dari 10.000 orang di Republik Ceko telah dievakuasi.
Pemerintah Negara-Negara Eropa Telah Mengeluarkan Instruksi
Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, telah memerintahkan persiapan untuk kemungkinan deklarasi status bencana alam. Di sisi lain, Presiden Rumania, Klaus Iohannis, menekankan bahwa bencana ini merupakan bukti nyata dari dampak perubahan iklim yang semakin sering terjadi di Eropa dengan konsekuensi yang mengkhawatirkan.
Pada Sabtu, 14 September 2024, Palang Merah Polandia meluncurkan seruan bantuan lokal untuk mengatasi ancaman banjir yang semakin meningkat, khususnya di wilayah selatan Polandia.
"Kebutuhan sangat besar dan situasinya bisa memburuk," ujar mereka di media sosial, sambil menambahkan bahwa "bantuan Anda bisa menyelamatkan nyawa."
Di Republik Ceko, Palang Merah telah bergerak sejak Jumat, 13 September 2024 memberikan bantuan di wilayah Moravia, Silesia, dan Bohemia Timur. Mereka juga mendirikan pusat-pusat evakuasi serta menyebarkan panduan darurat bagi penduduk yang terancam banjir.
Sementara itu, Palang Merah Austria melaporkan hujan tanpa henti dan badai yang berlangsung selama beberapa hari, dengan situasi yang mereka gambarkan sebagai "bencana" di sekitar Sungai Kamp, anak Sungai Danube di Austria Bawah. Komandan layanan penyelamatan Palang Merah Austria, Gerry Foitik, mengatakan bahwa ribuan orang harus meninggalkan rumah mereka untuk mencari tempat yang lebih aman.
Peneliti Ungkapkan Kemungkinan Bencana Terparah Sejak Dua Dekade Lalu
Liz Stephens, peneliti dari Climate Centre, mengatakan bahwa prakiraan cuaca selama beberapa hari terakhir sudah menunjukkan kemungkinan hujan deras, sehingga berbagai lembaga pemerintah memiliki waktu untuk bersiap.
"Banjir ini tampaknya menjadi yang terburuk sejak tahun 2002, dan meskipun kita telah belajar dari bencana-bencana sebelumnya, beberapa daerah mungkin akan mengalami banjir yang jauh lebih parah dari yang pernah dibayangkan," ujarnya.
Dalam penelitian terbaru mereka tentang banjir di Eropa Barat pada 2021, para ilmuwan dari World Weather Attribution menyatakan bahwa perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia telah meningkatkan risiko serta intensitas peristiwa semacam ini, dan tren ini akan terus berlanjut di masa depan jika iklim terus memanas.
MICHELLE GABRIELA I REUTERS I CLIMATECENTRE
Pilihan Editor: Ribuan Warga di Eropa Tengah Dievakuasi dari Banjir