TEMPO.CO, Jakarta - Rusia memperingatkan pada Rabu, 18 September 2024, bahwa ledakan pager yang merupakan serangan terhadap kelompok Lebanon, Hizbullah dan kelompok lain yang menggunakan pager peledak, dapat memicu konflik regional yang lebih luas. Rusia menyerukan agar para pelaku ledakan pager diidentifikasi dalam penyelidikan.
Serangan hari Selasa menyebabkan ribuan pager meledak di seluruh Lebanon. Ledakan pager ini menewaskan sembilan orang dan melukai hampir 3.000 lainnya, termasuk pejuang kelompok tersebut dan utusan Iran di Beirut.
Seorang sumber keamanan senior Lebanon dan sumber lainnya mengatakan bahwa badan mata-mata Israel Mossad menanam bahan peledak di dalam 5.000 pager yang diimpor oleh kelompok Lebanon Hizbullah beberapa bulan sebelum peledakan hari Selasa.
"Apa pun yang terjadi, apa pun itu, tentu saja mengarah pada eskalasi ketegangan. Kawasan (Timur Tengah) sendiri sedang dalam kondisi yang eksplosif, dan tentu saja insiden seperti ini, masing-masing dari mereka, berpotensi menjadi pemicu situasi yang semakin tidak terkendali," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.
"Tentu saja kami berpendapat bahwa penyelidikan menyeluruh terhadap insiden ini harus dilakukan, penyebab dan keadaan dari apa yang terjadi harus ditetapkan, dan tentu saja, siapa yang berada di balik ledakan massal peralatan komunikasi ini harus diidentifikasi," katanya.
Kesimpulan dari penyelidikan semacam itu akan memungkinkan para spesialis untuk menghilangkan risiko terjadinya hal serupa di Rusia atau di tempat lain, ujar Peskov.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan sebelumnya pada hari Rabu bahwa serangan itu merupakan tindakan perang hibrida terhadap Lebanon. Perang menyebabkan ribuan orang tak bersalah telah terluka.
"Tampaknya penyerang berteknologi tinggi ini sengaja berusaha memicu konfrontasi bersenjata berskala besar untuk memprovokasi perang besar di Timur Tengah," kata Maria Zakharova, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, dalam sebuah pernyataan.
REUTERS
Pilihan editor: Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat