TEMPO.CO, Jakarta - Bekas kontraktor intelijen AS Edward Snowden mengutuk serangan ledakan pager terhadap kelompok Hizbullah. Ia mengkritik tajam Israel melalui cuitannya di media sosial X. Snowden menggambarkan tindakan tersebut sebagai ceroboh dan setara dengan terorisme.
Unggahan Snowden menyoroti situasi yang serius yang dilakuan oleh Israel. "Apa yang baru saja dilakukan Israel adalah, dengan cara apa pun, tindakan yang gegabah. Mereka meledakkan banyak orang yang sedang mengemudi (maksudnya mobil yang tidak terkendali), berbelanja (anak-anak Anda berada di kereta dorong bayi sambil berdiri di belakangnya di antrean kasir), dan sebagainya. Tidak bisa dibedakan dari terorisme," katanya di X.
Ia juga mengatakan, banyaknya korban tewas dan cedera merujuk pada penggunaan bahan peledak yang ditanam alih-alih malfungsi yang tidak disengaja. "Seiring masuknya informasi tentang alat peledak yang meledak di Lebanon, tampaknya sekarang kemungkinan besar itu adalah bahan peledak yang ditanam, bukan hasil peretasan. Mengapa? Terlalu banyak cedera yang konsisten dan sangat serius. Jika itu adalah baterai yang terlalu panas yang meledak, Anda akan menduga akan lebih banyak kebakaran kecil & kesalahan tembak."
Kelompok perlawanan Islam di Lebanon, Hizbullah, mengatakan Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas ledakan pager tersebut. Dalam pernyataan terbarunya, Hizbullah mengonfirmasi bahwa Israel berada di balik serangan siber terhadap Lebanon, yang mengakibatkan ratusan orang terluka dan beberapa orang meninggal dunia di seluruh negeri.
Hizbullah berjanji untuk menanggapi agresi Israel dengan cara-cara yang terkadang tidak dapat diperkirakan atau diantisipasi oleh pendudukan. "Musuh yang berbahaya dan kriminal niscaya akan menghadapi hukuman yang setimpal atas serangan keji ini, dengan cara yang sudah diduga maupun tidak diduga," bunyi pernyataan itu.
Jumlah korban tewas akibat ledakan pager Hizbullah mencapai 12 orang, dan ribuan lainnya terluka pada Selasa sore. Sehari kemudian, walkie talkie yang digunakan Hizbullah juga meledak sehingga menyebabkan 20 orang tewas dan ratusan lainnya terluka.
Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi menuduh Israel mendorong Timur Tengah ke ambang perang regional. AS, yang membantah terlibat dalam ledakan itu, mengatakan pihaknya tengah mengupayakan diplomasi intensif untuk mencegah eskalasi konflik. Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan Israel memberi tahu Washington pada hari Selasa bahwa mereka akan melakukan sesuatu di Lebanon. Namun Israel tidak memberikan rincian dan operasi itu sendiri merupakan kejutan bagi Washington, kata pejabat itu.
AL MAYEDEEN | REUTERS
Pilihan editor: Arab Saudi Tolak Hubungan dengan Israel Tanpa Palestina Merdeka