TEMPO.CO, Jakarta - Pangeran Mohammed bin Salman atau Pangeran MBS mengatakan bahwa Arab Saudi tidak akan mengakui Israel tanpa negara Palestina. Ia mengutuk keras kejahatan pendudukan Israel terhadap rakyat Palestina.
“Kerajaan tidak akan menghentikan kerja kerasnya untuk mendirikan negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, dan kami menegaskan bahwa Kerajaan tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tanpa itu,” kata Pangeran bin Salman yang dikenal sebagai MBS.
Ia menekankan bahwa perjuangan Palestina tetap menjadi prioritas utama bagi Arab Saudi. Ia menyampaikan rasa terima kasih kepada negara-negara yang telah mengakui negara Palestina.
Pangeran MBS mengatakan Arab Saudi bertujuan untuk meningkatkan keamanan regional dan internasional melalui solusi diplomatik, menekankan komitmen Kerajaan terhadap kebijakan bertetangga baik.
Pemimpin Arab Saudi tersebut menyampaikan pernyataan tersebut dalam pidato tahunannya di hadapan Dewan Syura penasehat, yang disampaikannya atas nama Raja Salman. Dewan tersebut mengucapkan sumpah jabatan di hadapan MBS pada hari Rabu sebelum ia menyampaikan pidatonya.
Selama setahun terakhir, Israel terus menyerang Gaza. Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan pada hari Rabu bahwa serangan udara Israel terhadap sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan menewaskan lima orang, sementara militer Israel mengatakan serangan itu menargetkan militan Hamas.
"Lima martir dan sejumlah yang terluka ditemukan setelah pendudukan menargetkan Sekolah Ibn sl-Haytam di lingkungan Shujaiya" di Kota Gaza, kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan.
Militer Israel mengatakan angkatan udara melakukan serangan tepat terhadap teroris Hamas di sebuah kompleks yang sebelumnya berfungsi sebagai sekolah 'Ibn al-Haytam' di wilayah Kota Gaza.
Ini adalah serangan terbaru dari serangkaian serangan Israel terhadap gedung sekolah yang menampung warga Gaza yang mengungsi. Pada hari Sabtu, badan pertahanan sipil mengatakan lima orang tewas dalam serangan terhadap Sekolah Shuhada al-Zeitun di Kota Gaza, yang menurut militer juga digunakan oleh militan Hamas.
Serangan lain terhadap Sekolah al-Jawni yang dikelola Perserikatan Bangsa-Bangsa di Gaza tengah pada tanggal 11 September menuai kecaman internasional setelah badan PBB untuk pengungsi Palestina mengatakan enam stafnya termasuk di antara 18 korban tewas yang dilaporkan.
REUTERS | AL ARABIYA
Pilihan editor: Walkie Talkie Hizbullah Meledak Usai Pager, 20 Tewas 450 Orang Terluka