TEMPO.CO, Jakarta - Miliarder Thailand, mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, mendapat dua hadiah sekaligus. Pertama, putrinya Paetongtarn Shinawatra terpilih sebagai perdana menteri Thailand oleh Parlemen pada Jumat, 16 Agustus 2024. Sehari setelahnya, Sabtu, 17 Agustus 2024, ia memperoleh ampunan dari raja Thailand untuk kasus-kasus hukumnya.
Pengampunan yang baru didapat dari Kerajaan memperpendek masa pembebasan bersyaratnya selama dua minggu, kata pengacaranya, seperti dikutip Reuters.
"Thaksin termasuk di antara para tahanan yang menerima pengampunan kerajaan" untuk para tahanan dalam rangka ulang tahun raja bulan lalu, kata pengacaranya, Winyat Chartmontri, kepada Reuters. "Ini akan mulai berlaku pada hari Minggu."
Penjabat Menteri Kehakiman Thailand Tawee Sodsong mengkonfirmasi pengampunan Thaksin pada Minggu, 18 Agustus 2024.
Tawee, seperti dikutip The Nation, mengatakan Raja telah memberikan pengampunan kerajaan kepada hampir 31.000 narapidana pada hari ulang tahunnya yang ke-72 dan Thaksin termasuk dalam kategori sekitar 8.000 narapidana bebas bersyarat yang memenuhi syarat untuk mendapatkan pengampunan kerajaan.
Tawee mengatakan bahwa mereka yang dibebaskan oleh pengampunan kerajaan termasuk hampir 10.000 orang yang telah ditahan karena tidak mampu membayar denda.
Narapidana lainnya, yang dibebaskan oleh pengampunan kerajaan adalah mereka yang telah menjalani setidaknya sepertiga dari masa tahanan mereka, tetapi tidak termasuk mereka yang dihukum karena kasus perdagangan narkoba dan korupsi yang parah.
Perebutan Kekuasaan
Setelah kembalinya secara dramatis pada Agustus lalu dari pengasingan diri untuk menghindari hukuman penjara setelah penggulingannya dalam kudeta militer tahun 2006, Thaksin menjalani enam bulan penahanan di rumah sakit, karena alasan kesehatan, sebelum akhirnya dibebaskan secara bersyarat pada Februari.
Thaksin dijatuhi hukuman delapan tahun penjara di pengasingan setelah divonis bersalah dalam tiga kasus korupsi. Setelah kembali ke kerajaan tahun lalu, ia mendapatkan grasi dari kerajaan yang mengurangi masa tahanannya menjadi satu tahun.
Setelah berada dalam tahanan sambil menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Polisi selama 180 hari, Thaksin dibebaskan secara bersyarat pada Februari. Hukuman penjara satu tahun awalnya dijadwalkan berakhir bulan ini.
Ketika ditanya apakah Kementerian Kehakiman akan bekerja sama dengan Komisi Anti-Korupsi Nasional (NACC) dengan memberikan rekaman kamera keamanan di lantai 14 rumah sakit polisi di mana Thaksin menginap selama 180 hari, Tawee mengatakan jika kementeriannya telah memproses rekaman tersebut dan NACC memintanya, kementeriannya pasti akan memenuhinya.
NACC sekarang sedang menyelidiki apakah perawatan Thaksin di rumah sakit polisi merupakan tindakan diskriminasi dan hak istimewa yang tidak dinikmati oleh narapidana normal lainnya. Komisi Hak Asasi Manusia Nasional menyimpulkan bahwa perlakuan yang diterima Thaksin, dibandingkan dengan tahanan lain, dapat dianggap sebagai diskriminasi, dan meminta NACC untuk menyelidiki kasus ini.
Thaksin telah berada di tengah-tengah perebutan kekuasaan selama dua dekade antara keluarga Shinawatra dan sekutunya di satu sisi, dan di sisi lain, sebuah kelompok royalis, jenderal dan keluarga-keluarga kaya raya yang telah lama memegang pengaruh atas pemerintah dan institusi-institusi Thailand.
Sekutu Thaksin, Srettha Thavisin, diberhentikan sebagai perdana menteri pada hari Rabu oleh Mahkamah Konstitusi karena melakukan pelanggaran etika, dan memberikan suara untuk putri Thaksin.
Adik perempuan Thaksin, Yingluck Shinawatra, adalah perdana menteri dari tahun 2011 hingga 2014.
Pilihan Editor: Anak Thaksin Shinawatra Sah Jadi PM Thailand yang Baru