TEMPO.CO, Jakarta - Parlemen Thailand menunjuk Paetongtarn Shinawatra sebagai Perdana Menteri Thailand ke-31, pada Jumat, 16 Agustus 2024. Ia mendapatkan dukungan 51 persen dalam pemungutan suara di parlemen.
Suara tersebut diperoleh hanya dua hari usai sekutunya dalam Partai Pheu Thai, Srettha Thavisin dipecat sebagai PM Thailand oleh Mahkamah Konstitusi dengan suara 5 banding 4.Pengadilan menyatakan, Srettha tidak berintegritas menduduki jabatan PM Thailand karena mengangkat Pichit Cheunban sebagai menteri, meskipun pernah menjalani hukuman penjara.
Sebagai perdana menteri selanjutnya, Paetongtarn akan segera menghadapi tantangan di berbagai bidang. Bahkan, ia harus mengatasi kondisi ekonomi yang terpuruk dan popularitas Partai Pheu Thai merosot. Sebab, partai ini belum melaksanakan program andalannya, yaitu skema bantuan rumah tangga senilai 10 ribu baht untuk setiap 50 juta warga Thailand.
Sebelumnya, Paetongtarn tidak pernah menjabat di pemerintahan. Namun, dengan penunjukkan sebagai PM Thailand, ia akan menjadi perdana menteri perempuan kedua setelah bibinya, Yingluck Shinawatra.
Ia juga akan menjadi anggota keluarga Shinawatra ketiga yang menduduki kursi PM Thailand usai ayahnya yang berusia 75 tahun Thaksin Shinawatra, dan Yingluck. Meskipun masih singkat berdinamika dalam pemerintahan, tetapi ia telah terekspos pada pertempuran politik dalam negeri yang menyebabkan Thaksin dan Yingluck melarikan diri ke luar negeri untuk menghindari hukuman penjara.
Profil Paetongtarn Shinawatra
Paetongtarn Shinawatra lahir pada 21 Agustus 1986 di Bangkok, Thailand. Ia adalah pemegang saham utama SC Asset Corporation dan direktur Thaicom Foundation. Ia menempuh pendidikan tinggi di Universitas Chulalongkorn, Bangkok yang berhasil meraih gelar sarjana Ilmu Politik, Sosiologi, dan Antropologi pada 2008, seperti tertulis dalam Thaicom Foundation.
Setelah itu, ia melanjutkan studi S2 yang meraih gelar master dalam dalam jurusan Manajemen Hotel Internasional, Universitas Surrey, Inggris.
Paetongtarn merupakan anak terakhir Thaksin yang memiliki rekam jejak politik singkat. Ia memasuki dunia politik pada 2022 yang langsung terpilih sebagai Kepala Keluarga Pheu Thai. Ia termotivasi terjun dalam dunia politik sejak usia 8 tahun yang melihat aktivitas ayahnya. Sejak saat itu, ia sudah menjalani kehidupan yang berkaitan dengan politik.
Dikutip dari laman indianexpress, pada April 2023, Paetongtarn resmi dicalonkan sebagai salah satu dari tiga kandidat perdana menteri bersama Srettha Thavisin dan Chaikasem Nitisiri, Menteri Kehakiman di kabinet bibinya. Perjalanan politik singkat membuat Paetongtarn hanya memiliki sedikit atau tidak berpengalaman dalam administratif di pemerintahan yang belum pernah dipegangnya sebelumnya.
Paetongtarn Shinawatra sempat sempat reaksi keras ketika mengkritik independensi Bank Thailand sebagai hambatan untuk menyelesaikan masalah ekonomi. Saat itu, publik meremehkan kritik Paetongtarn lantaran tidak berpengalaman. Melihat kondisi ini, dinasti Shinawatra yang telah terbentuk dua dekade lalu membantu Paetongtarn di tengah ketidakpastian politik. Dengan demikian, ia sekarang dapat mengamankan jabatan sebagai PM Thailand.
RACHEL FARAHDIBA R | NABIILA AZZAHRA
Pilihan Editor: Paetongtarn Shinawatra Perdana Menteri Baru dan Termuda Thailand