Klaim bahwa tersangka merupakan pencari suaka atau imigran telah dilihat setidaknya 15,7 juta kali di X, Facebook, Instagram, dan platform media sosial lainnya, menurut analisis Reuters setelah penikaman terjadi pada 1 Agustus.
Dalam upaya membantah informasi yang salah, polisi telah menekankan bahwa tersangka, yang bernama Axel Rudakubana, lahir di Cardiff, Inggris dan bukan seorang imigran.
Perdana Menteri Keir Starmer mengatakan bahwa kerusuhan menyusul informasi yang salah itu “jelas didorong oleh kebencian sayap kanan”.
Downing memastikan bahwa Inggris merupakan negara yang “yang toleran, terbuka, dan multikultural”, dan kerusuhan yang terjadi belakangan ini “tidak mewakili nilai-nilai Inggris”.
“Saya juga ingin meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa orang-orang yang berkunjung ke Inggris tetap disambut dengan hangat,” ujarnya.
Wakil dubes itu menegaskan bahwa Inggris tidak akan menoleransi serangan terhadap masjid, komunitas muslim, “atau siapa pun karena agama atau warna kulit mereka”. Ia mengulangi pernyataan Starmer bahwa para pelaku kerusuhan dan mereka yang menyebarkan kebencian serta disinformasi online “akan mendapat hukuman penuh”.
NABIILA AZZAHRA A. | REUTERS