TEMPO.CO, Jakarta - Korban tewas akibat dua gelombang ledakan perangkat komunikasi nirkabel di Lebanon mencapai 32 orang dan ribuan lainnya terluka, kata Menteri Kesehatan Firas Al-Abiad pada Kamis 19 September 2024.
Ribuan pager atau alat penyeranta meledak di ibu kota Beirut dan beberapa daerah di Lebanon pada Selasa, menewaskan 12 orang, termasuk dua anak-anak, dan melukai 2.800 lainnya. Ledakan kedua menewaskan 20 orang dan melukai 450 lainnya pada Rabu.
Lebih dari 400 orang dilaporkan dalam kondisi kritis akibat kehilangan tangan, mata hingga perut yang terburai akibat ledakan itu.
Ia mengatakan ratusan dokter dan petugas medis bergegas memberikan pertolongan kepada para korban ledakan.
Menteri Kesehatan mengatakan beberapa negara Arab juga menawarkan bantuan medis ke Lebanon menyusul ledakan tersebut.
Kelompok Hizbullah Lebanon menuduh Israel berada di balik ledakan bom tersebut dan bersumpah akan melakukan pembalasan.
Belum ada komentar Israel mengenai ledakan tersebut. Serangan terror ini terjadi di tengah meningkatnya perang lintas batas antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya perang mematikan Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 41.300 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menyusul serangan Israel. serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober lalu.
Pilihan Editor: Perusahaan Jepang 10 Tahun Lalu Setop Produksi Walkie Talkie yang Meledak di Lebanon
ANADOLU