TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan menyetujui ledakan perangkat komunikasi nirkabel, atau pager, di Lebanon selama konsultasi keamanan dengan para menteri senior dan kepala intelijen awal pekan ini. Hal ini dilaporkan situs berita Israel Walla pada Selasa malam.
Situs web tersebut, mengutip pejabat senior Amerika yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa Israel berada di balik ledakan di Lebanon. Meskipun Kantor Perdana Menteri Israel menjauhkan diri dari postingan media sosial yang sekarang dihapus oleh penasihat Netanyahu, Topaz Luk, yang mengisyaratkan tanggung jawab Israel atas serangan tersebut.
Setidaknya sembilan orang, termasuk seorang anak berusia delapan tahun, tewas dalam ledakan massal perangkat pager di berbagai wilayah di Lebanon pada Selasa, menurut Menteri Kesehatan Lebanon Firas Al-Abiad.
Ia menambahkan, sekitar 2.750 orang lainnya juga terluka, termasuk 200 orang dalam kondisi kritis.
Pager, yang sering digunakan oleh warga sipil dan petugas kesehatan untuk berkomunikasi, adalah perangkat nirkabel kecil bertenaga baterai yang menerima pesan teks, audio, dan sinyal visual.
Menurut Walla, operasi tersebut “menetralkan sebagian besar sistem komando dan kendali militer Hizbullah.”
Para pejabat Israel mengatakan bahwa “mereka sadar bahwa sekarang ada kemungkinan besar terjadinya eskalasi yang signifikan di perbatasan utara,” dan menekankan bahwa tentara Israel “dalam keadaan siaga tinggi terhadap respons skala besar yang dilakukan Hizbullah.”
Sumber Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada situs tersebut bahwa operasi untuk meledakkan pager tersebut telah disetujui pada awal minggu ini. Hal itu sebagai bagian dari serangkaian konsultasi keamanan yang diadakan oleh Netanyahu dengan para menteri senior dan kepala lembaga pertahanan serta komunitas intelijen.
Militer Israel menyelipkan bahan peledak di sejumlah pager buatan Taiwan untuk melakukan serangan massal pada Selasa terhadap anggota Hizbullah di Lebanon. Hal ini diungkapkan para pejabat Amerika Serikat yang mendapat penjelasan tentang serangan Israel di Lebanon tersebut, The New York Times melaporkan.
Hizbullah telah memesan pager tersebut dari perusahaan Taiwan Gold Apollo, namun pager tersebut telah dirusak sebelum mencapai Lebanon, demikian klaim beberapa pejabat AS.
Sebagian besar pager tersebut adalah model AP924, meskipun tiga model Gold Apollo lainnya juga ada dalam pengiriman, menurut laporan tersebut.
Sedikitnya satu hingga dua ons (sekitar 30 hingga 60 gram) bahan peledak ditanam di samping baterai di setiap pager, kata dua sumber, sementara detonator juga tertanam yang dapat dipicu dari jarak jauh.
Operasi itu terjadi hanya sehari setelah utusan AS Amos Hochstein mengunjungi Israel dan memperingatkan Netanyahu agar tidak memicu eskalasi besar-besaran di Lebanon.
Pilihan Editor: Ledakan Massal Pager di Lebanon: Rumah Sakit Kewalahan Menampung Korban
ANADOLU