Jerman
Jerman telah bergabung dengan daftar negara yang terus bertambah yang berbicara menentang pembunuhan enam staf PBB di sebuah sekolah di Gaza tengah yang dibom Israel.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan, "Para pekerja bantuan kemanusiaan tidak boleh menjadi korban roket... kematian enam staf UNRWA di sebuah sekolah di Nuseirat sama sekali tidak dapat diterima... tentara Israel memiliki tanggung jawab untuk melindungi staf PBB dan pekerja bantuan."
Kepala Diplomat Uni Eropa
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan bahwa ia "marah" atas terbunuhnya enam staf UNRWA setelah serangan Israel ke sekolah al-Jaouni di pusat kota Gaza.
Diplomat tertinggi Uni Eropa itu mengatakan bahwa pengabaian prinsip-prinsip dasar hukum humaniter internasional, terutama perlindungan warga sipil, tidak dapat dan tidak boleh diterima oleh masyarakat internasional.
Senator Demokrat
Senator dari Partai Demokrat Bernie Sanders mendesak pemerintah AS untuk menghentikan pendanaan perang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terhadap Gaza.
"Minggu ini: 19 orang tewas; puluhan lainnya terluka dalam sebuah serangan di 'zona kemanusiaan' di Gaza. Seorang warga Amerika ditembak di kepala di Tepi Barat. Sekarang, sebuah sekolah dibom, menewaskan 14 orang, termasuk 6 pekerja bantuan PBB," tulisnya di X.
"Cukup sudah. Tidak ada lagi uang untuk mesin perang Netanyahu."
Sekjen PBB
Sekjen PBB, Antonio Guterres, dalam akun X mengatakan, “Apa yang terjadi di Gaza benar-benar tidak dapat diterima. Sebuah sekolah yang menjadi tempat penampungan bagi sekitar 12.000 orang dihantam serangan udara Israel hari ini. Enam orang dari rekan-rekan di UNRWA termasuk di antara mereka yang tewas.”
Utusan Israel untuk PBB
Danny Danon menuduh Antonio Guterres memutarbalikkan kenyataan setelah kepala PBB itu menyebut serangan mematikan Israel ke sekolah al-Jaouni "tidak dapat diterima".
"Apa yang 'tidak dapat diterima', @antonioguterres , adalah fakta bahwa Anda menolak untuk mengakui kenyataan dan terus memutarbalikkannya," tulis duta besar Israel untuk PBB di X.
"Teroris yang beroperasi dari gedung-gedung sipil yang sebelumnya digunakan oleh @UNRWA tidak 'tidak bersalah'. Tidak masuk akal jika PBB terus mengutuk Israel dalam perang yang adil melawan teroris, sementara Hamas terus menggunakan perempuan dan anak-anak sebagai perisai manusia," tambahnya.
Israel tidak memberikan bukti atas klaimnya bahwa mereka menargetkan pusat komando dan kontrol Hamas yang terletak di sekolah tersebut, yang menampung 12.000 pengungsi Palestina. Sedikitnya 18 orang tewas dalam serangan Rabu.
Pilihan Editor: Sekjen PBB: Apa yang Terjadi di Gaza Sama Sekali Tidak Dapat Diterima