TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden AS Kamala Harris secara tidak langsung mengkritik mantan Presiden Donald Trump pada Minggu, 19 Agustus dengan mengatakan bahwa lawannya dalam pemilihan 5 November adalah "pengecut" yang politiknya berfokus untuk menjatuhkan saingannya.
Pernyataan tersebut muncul dalam sebuah penampilan kampanye di negara bagian Pennsylvania yang merupakan medan pertempuran penting dengan pasangannya Gubernur Minnesota Tim Walz, sebelum Harris menuju Konvensi Nasional Partai Demokrat di Chicago, yang akan dimulai pada Senin.
"Selama beberapa tahun terakhir, ada semacam penyimpangan yang terjadi, menurut saya, yaitu bahwa ukuran kekuatan seorang pemimpin didasarkan pada siapa yang Anda kalahkan. Padahal yang kita ketahui adalah ukuran yang sesungguhnya dan benar dari kekuatan seorang pemimpin adalah berdasarkan siapa yang Anda angkat," kata Harris kepada kerumunan pendukungnya. "Siapa pun yang ingin menjatuhkan orang lain adalah seorang pengecut."
Dia tidak secara langsung menyebut nama Trump, yang dalam sebuah penampilan kampanye hari Sabtu di Pennsylvania timur menyebut Harris sebagai "radikal" dan "orang gila."
Jajak pendapat menunjukkan bahwa Harris membawa energi baru dalam kampanye dan menutup kesenjangan dengan mantan Presiden Trump, baik secara nasional maupun di delapan negara bagian yang sangat kompetitif, termasuk Pennsylvania, yang akan memainkan peran penting dalam memilih pengganti Presiden Joe Biden dari Partai Demokrat.
Harris, yang berkulit hitam dan memiliki keturunan Asia, akan menjadi presiden wanita pertama jika ia menang pada bulan November.
Ia mengatakan bahwa ia hampir selesai menulis pidato yang akan ia sampaikan ketika ia menerima nominasi presiden dari Partai Demokrat pada Kamis.
"Akan ada banyak hal yang berkaitan dengan apa yang saya yakini sebagai jalan ke depan, jalan baru ke depan, dan membawa semua orang ke dalamnya," katanya kepada para wartawan di luar sebuah restoran.
Trump pada Sabtu mengatakan bahwa dia yakin Harris akan lebih mudah dikalahkan daripada Biden, 81 tahun, yang mengundurkan diri bulan lalu di bawah tekanan dari partainya sendiri setelah debat yang buruk melawan Trump.
Pennsylvania adalah salah satu dari tiga negara bagian Rust Belt, bersama dengan Wisconsin dan Michigan, yang membantu kemenangan mengejutkan Trump dari Partai Republik pada pemilu 2016.
Biden, yang dibesarkan di Scranton, Pennsylvania, membalikkan ketiganya ke Demokrat pada tahun 2020, dan Harris bertujuan untuk mempertahankannya.