Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penjabat PM Bangladesh, Muhammad Yunus, Janjikan Dukungan untuk Rohingya

Editor

Ida Rosdalina

image-gnews
Peraih Nobel Muhammad Yunus, yang direkomendasikan oleh para pemimpin mahasiswa Bangladesh sebagai kepala pemerintahan sementara di Bangladesh, melambaikan tangan di bandara Paris Charles de Gaulle di Roissy-en-France, Prancis, pada 7 Agustus 2024. Reuters
Peraih Nobel Muhammad Yunus, yang direkomendasikan oleh para pemimpin mahasiswa Bangladesh sebagai kepala pemerintahan sementara di Bangladesh, melambaikan tangan di bandara Paris Charles de Gaulle di Roissy-en-France, Prancis, pada 7 Agustus 2024. Reuters
Iklan

TEMPO.CO, JakartaMuhammad Yunus, seorang ekonom berusia 84 tahun yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian, kembali dari Eropa bulan ini setelah ia dipilih oleh Presiden Mohammed Shahabuddin untuk memimpin pemerintahan sementara, memenuhi permintaan utama para pemimpin protes mahasiswa.

Pendahulunya Sheikh Hasina, 76 tahun, meninggalkan negara itu pada 5 Agustus lalu dengan menggunakan helikopter setelah berkuasa selama 15 tahun, yang dijatuhkan oleh protes anti-pemerintah.

Seperti dilansir Al Jazeera, sebagai penjabat PM Bangladesh, Yunus, Minggu, 18 Agustus 2024, telah menyampaikan pidato kebijakan pemerintah pertamanya di mana ia berjanji untuk mendukung komunitas Rohingya yang mencari perlindungan di negara tersebut dan mempertahankan perdagangan garmen Bangladesh.

Berikut poin-poin yang dijanjikannya:

Tentang Rohingya

Menyampaikan prioritasnya di depan para diplomat dan perwakilan PBB pada hari Minggu, Yunus berjanji bahwa pemerintahnya "akan terus mendukung lebih dari satu juta orang Rohingya yang ditampung di Bangladesh".

"Kami membutuhkan upaya berkelanjutan dari komunitas internasional untuk operasi kemanusiaan Rohingya dan pemulangan mereka ke tanah air mereka, Myanmar, dengan aman, bermartabat, dan dengan hak-hak penuh," katanya.

Bangladesh adalah rumah bagi sekitar satu juta orang Rohingya. Sebagian besar dari mereka melarikan diri dari negara tetangga Myanmar pada 2017 setelah tindakan keras militer yang sekarang menjadi subjek penyelidikan genosida oleh pengadilan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Myanmar tengah menyaksikan konflik yang meningkat antara militer dan pemberontak Arakan Army (AA) di negara bagian Rakhine barat. Awal bulan ini, badan amal medis Doctors without Borders, yang dikenal dengan inisial MSF dalam bahasa Prancis, mengatakan bahwa lebih banyak orang Rohingya tiba di Bangladesh dari Myanmar dengan luka-luka akibat terperangkap di tengah perang tersebut.

Lebih dari 40 persen dari korban luka-luka adalah wanita dan anak-anak, tambahnya dalam sebuah pernyataan.

Tentang Industri Garmen

Kerusuhan dan protes massal selama berminggu-minggu yang menggulingkan Hasina juga menyebabkan gangguan yang meluas pada industri tekstil yang menjadi penopang utama negara ini, dengan para pemasok yang mengalihkan pesanan ke luar negeri.

"Kami tidak akan mentolerir upaya apa pun untuk mengganggu rantai pasokan pakaian global, di mana kami adalah pemain kunci," kata Yunus.

Sebanyak 3.500 pabrik garmen di Bangladesh menyumbang sekitar 85 persen dari ekspor tahunan senilai $55 miliar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tentang Kematian Ratusan Mahasiswa Pendemo

Dalam pidato kebijakannya, Yunus juga mencatat bagaimana selama sebulan terakhir, "ratusan ribu mahasiswa dan rakyat kami yang gagah berani bangkit melawan kediktatoran brutal Sheikh Hasina", dan berjanji untuk menyelidiki kematian mereka.

Lebih dari 450 orang terbunuh antara dimulainya tindakan keras polisi terhadap protes mahasiswa dan penggulingannya tiga minggu kemudian.

"Kami menginginkan investigasi yang tidak memihak dan kredibel secara internasional atas pembantaian tersebut," kata Yunus pada Minggu.

"Kami akan memberikan dukungan apa pun yang dibutuhkan oleh para penyelidik PBB."

Sebuah misi pencari fakta PBB diharapkan segera tiba di Bangladesh untuk menyelidiki "kekejaman" yang dilakukan selama protes yang dipimpin oleh para mahasiswa.

Tentang Pemilu Bangladesh Mendatang

Yunus juga telah berkomitmen untuk menyelenggarakan pemilihan umum yang bebas dan adil dalam waktu dekat.

Yunus sendiri dihukum karena melanggar hukum perburuhan selama pemerintahan sebelumnya, dalam apa yang dikecam sebagai pengadilan yang bermotif politik.

"Kediktatoran Sheikh Hasina telah menghancurkan setiap institusi negara," kata Yunus.

Ia menambahkan bahwa pemerintahannya akan "melakukan upaya yang tulus untuk mempromosikan rekonsiliasi nasional".

Pilihan Editor: Serangan Israel Bunuh Ayah, Ibu dan Enam Anak di Jalur Gaza

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ketua KPU Bangladesh Mundur Menyusul Penjungkalan Sheikh Hasina

12 hari lalu

Ketua KPU Bangladesh Mundur Menyusul Penjungkalan Sheikh Hasina

Ketu KPU Bangladesh mundur setelah menyangkal campur tangan politik dalam pemilu Januari yang memilih kembali pemimpin otokratis Sheikh Hasina.


UEA Bebaskan 57 Warga Bangladesh yang Dipenjara karena Unjuk Rasa

15 hari lalu

Presiden Joko Widodo menerima penghargaan sipil tertinggi dari Presiden PEA, Mohamed bin Zayed Al Nahyan di Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab (PEA), Rabu, 17 Juli 2024. Penghargaan tersebut diberikan sebagai pengakuan atas upaya Presiden Joko Widodo untuk memperkuat hubungan erat antara kedua negara dan meningkatkan kerja sama bilateral selama masa jabatannya. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
UEA Bebaskan 57 Warga Bangladesh yang Dipenjara karena Unjuk Rasa

Warga Bangladesh dipenjara di UEA karena berunjuk rasa menentang eks PM Sheikh Hasina.


Bangladesh Effect, Demo Besar Memaksa PM Bangladesh Mundur dan Melarikan Diri

23 hari lalu

Warga merayakan pengunduran diri Perdana Menteri Sheikh Hasina bersama koordinator protes antikuota di Dhaka, Bangladesh, 5 Agustus 2024. Unjuk rasa yang dimotori mahasiswa itu telah membuat lebih dari 300 orang tewas. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Bangladesh Effect, Demo Besar Memaksa PM Bangladesh Mundur dan Melarikan Diri

Protes besar di Bangladesh yang dikenal sebagai Bangladesh Effect, memaksa PM Sheikh Hasina mundur dan melarikan diri ke luar negeri.


Senjata Makan Tuan, Pengadilan Kejahatan Perang Bangladesh akan Sidangkan Sheikh Hasina

29 hari lalu

Seorang pria memegang bendera Bangladesh berdiri di depan kendaraan yang dibakar di Ganabhaban, kediaman Perdana Menteri, setelah pengunduran diri PM Sheikh Hasina di Dhaka, Bangladesh, 5 Agustus 2024. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Senjata Makan Tuan, Pengadilan Kejahatan Perang Bangladesh akan Sidangkan Sheikh Hasina

Pengadilan kejahatan perang Bangladesh-yang dibentuk oleh PM terguling Sheikh Hasina- telah meluncurkan tiga penyelidikan pembunuhan massal


PM Anwar Ibrahim: Malaysia Siap Bantu Bangladesh Memulihkan Perdamaian

34 hari lalu

 Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyampaikan pernyataan upaya pengiriman bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina dalam sidang parlemen diikuti secara daring di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (16/10/2023). ANTARA/Virna P Setyorini/aa.
PM Anwar Ibrahim: Malaysia Siap Bantu Bangladesh Memulihkan Perdamaian

PM Anwar Ibrahim mengatakan kepada Muhammad Yunus bahwa Malaysia siap membantu Bangladesh dalam rekonstruksi negara tersebut.


Sheikh Hasina Dijerat Kasus Pembunuhan Pedagang Kelontong Bangladesh

35 hari lalu

People search for items to loot at the Ganabhaban, the Prime Minister's residence, after the resignation of PM Sheikh Hasina in Dhaka, Bangladesh, August 5, 2024. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Sheikh Hasina Dijerat Kasus Pembunuhan Pedagang Kelontong Bangladesh

Eks PM Bangladesh Sheikh Hasina dan sejumlah pejabat tinggi diselidiki atas tewasnya pedagang kelontong yang ditembak saat kerusuhan.


Top 3 Dunia: Ribuan Orang Meninggal Cuaca Panas, Putin Bertemu Presiden Palestina

36 hari lalu

Seorang pria minum dari botol  saat berjalan di The Bund di tengah peringatan merah gelombang panas, di Shanghai, Cina, 1 Agustus 2024. Otoritas cuaca Cina mengatakan Juli adalah bulan terpanas di negara itu sejak pencatatan dimulai enam dekade lalu, karena suhu ekstrem terus berlanjut di seluruh dunia. REUTERS/Nicoco Chan
Top 3 Dunia: Ribuan Orang Meninggal Cuaca Panas, Putin Bertemu Presiden Palestina

Top 3 dunia adalah ribuan orang di Eropa meninggal akibat cuaca panas, pertemuan Putin dan Presiden Palestina hingga AS bantah gulingkan Hasina.


Amerika Serikat Bantah Kabar Keterlibatan dalam Penggulingan PM Bangladesh Sheikh Hasina

36 hari lalu

Orang-orang memanjat patung Sheikh Mujibur Rahman di kawasan Bijoy Sarani, saat mereka merayakan pengunduran diri Perdana Menteri Sheikh Hasina di Dhaka, Bangladesh, 5 Agustus 2024. Demonstrasi massa di Bangladesh yang berlangsung sejak Juli lalu akhirnya membuat Perdana Menteri Sheikh Hasina mundur dari jabatannya. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Amerika Serikat Bantah Kabar Keterlibatan dalam Penggulingan PM Bangladesh Sheikh Hasina

Surat kabar Economic Times menuduh Amerika Serikat terlibat dalam penggulingan PM Sheikh Hasina karena karena ingin menguasai Pulau Saint Martin di Teluk Benggala.


Pulau St. Martin di Tengah Krisis Sheikh Hasina dan Bangladesh

37 hari lalu

Pulau St. Martin, Bangladesh. Shutterstock
Pulau St. Martin di Tengah Krisis Sheikh Hasina dan Bangladesh

Sheikh Hasina pernah menyebut AS berminat menguasai Pulau St. Martin.


Drone Hantam Pengungsi Rohingya di Perbatasan Myanmar, Ratusan Orang Tewas

37 hari lalu

Petugas dari United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) mendata imigran etnis Rohingya di Desa Kwala Langkat, Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Utara, Kamis, 23 Mei 2024. Sebanyak 51 imigran etnis Rohingya terdampar di kawasan tersebut pada Rabu (22/5) sekitar pukul 10.00 WIB. ANTARA FOTO/Fransisco Carolio
Drone Hantam Pengungsi Rohingya di Perbatasan Myanmar, Ratusan Orang Tewas

Suku Rohingya kembali menjadi korban kekerasan. Dalam pertikaian antara Arakan Army dan Junta Myanmar, warga Rohingya tewas diserang drone.