Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Senjata Makan Tuan, Pengadilan Kejahatan Perang Bangladesh akan Sidangkan Sheikh Hasina

Reporter

image-gnews
Seorang pria memegang bendera Bangladesh berdiri di depan kendaraan yang dibakar di Ganabhaban, kediaman Perdana Menteri, setelah pengunduran diri PM Sheikh Hasina di Dhaka, Bangladesh, 5 Agustus 2024. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Seorang pria memegang bendera Bangladesh berdiri di depan kendaraan yang dibakar di Ganabhaban, kediaman Perdana Menteri, setelah pengunduran diri PM Sheikh Hasina di Dhaka, Bangladesh, 5 Agustus 2024. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan kejahatan perang Bangladesh—yang dibentuk oleh perdana menteri terguling Sheikh Hasina— telah meluncurkan tiga penyelidikan “pembunuhan massal” terhadap politikus perempuan itu. Mahkamah akan memerika kerusuhan mematikan yang memaksanya meninggalkan negara tersebut, kata penyelidik pengadilan tersebut pada Senin.

Lebih dari 450 orang tewas – sebagian besar akibat tembakan polisi – selama satu bulan protes yang dipimpin mahasiswa terhadap 15 tahun pemerintahan otokratis Hasina. Aksi protes itu memaksanyanya mengundurkan diri sebagai perdana menteri dan melarikan diri ke India pada 5 Agustus.

“Kami sedang mengumpulkan bukti awal pada tahap ini,” kata Ataur Rahman, wakil direktur sel investigasi pengadilan, seraya menambahkan bahwa kasus-kasus tersebut terkait dengan “pembunuhan massal.”

“Setelah ini, kami akan pergi ke lokasi kejahatan,” kata Rahman.

Ketiga kasus tersebut diajukan oleh perorangan, dan beberapa mantan pembantu utama Hasina juga disebutkan dalam kasus tersebut, katanya. Kasus-kasus tersebut berkaitan dengan kekerasan di pinggiran kota atau distrik sekitar ibu kota Dhaka, di Mirpur, Munshiganj dan Savar.

Selain itu, unit kepolisian setempat di seluruh negeri telah mengajukan setidaknya 15 kasus terhadap Hasina, menurut laporan media lokal. Beberapa di antaranya berkaitan dengan kasus-kasus yang terjadi sebelum kerusuhan baru-baru ini, dan dakwaannya mencakup pembunuhan dan “kejahatan terhadap kemanusiaan.”

Pengadilan Kejahatan Internasional (ICT) Bangladesh dibentuk oleh Hasina pada 2010 untuk menyelidiki kekejaman selama perang pembebasan negara tersebut melawan Pakistan.

Di bawah pemerintahan Hasina, ICT menjatuhkan hukuman mati kepada lebih dari 100 orang, termasuk beberapa lawan politiknya. Pengadilan tersebut sering dikritik oleh kelompok hak asasi manusia karena tidak mengikuti konvensi internasional.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemerintahan Hasina dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang luas, termasuk pembunuhan di luar proses hukum terhadap ribuan lawan politiknya.

PBB pada Jumat mengatakan ada indikasi kuat bahwa pasukan keamanan Bangladesh menggunakan kekuatan yang tidak perlu dalam mengatasi pemberontakan yang dipimpin mahasiswa.

“Ada indikasi kuat, yang memerlukan penyelidikan independen lebih lanjut, bahwa pasukan keamanan menggunakan kekuatan yang tidak perlu dan tidak proporsional dalam menanggapi situasi ini,” kata kantor hak asasi manusia PBB dalam laporan awal.

“Dugaan pelanggaran termasuk pembunuhan di luar hukum, penangkapan dan penahanan sewenang-wenang, penghilangan paksa, penyiksaan dan penganiayaan,” tambahnya.

Pemimpin sementara Bangladesh Muhammad Yunus mengatakan pemerintahannya akan “memberikan dukungan apa pun” yang dibutuhkan penyelidik PBB.

Pilihan Editor: Sheikh Hasina Dijerat Kasus Pembunuhan Pedagang Kelontong Bangladesh

AL ARABIYA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah Jawab Aspirasi Mahasiswa

8 jam lalu

Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah menjawab aspirasi mahasiswa saat melakukan aksi demontrasi pada Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Serang ke-498 di Pendopo Serang, pada Selasa 8 Oktober 2024. Dok. Pribadi
Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah Jawab Aspirasi Mahasiswa

Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah menjelaskan kepada mahasiswa tentang masalah kemiskinan, pengangguran, hingga ketenagakerjaan.


Wali Kota Meksiko Dipenggal, Berangkat Sendirian Menuju Pertemuan Terakhir Sebelum Dibunuh

20 jam lalu

Walikota Chilpancingo, Alejandro Arcos, yang tewas setelah menjabat kurang dari seminggu di Chilpancingo, Meksiko, 7 Oktober 2024. REUTERS/Oscar Ramirez
Wali Kota Meksiko Dipenggal, Berangkat Sendirian Menuju Pertemuan Terakhir Sebelum Dibunuh

Wali Kota Meksiko yang dipenggal, Alejandro Arcos, dilaporkan bepergian sendirian ke sebuah pertemuan di luar kota sebelum ia dibunuh.


Ribuan Hakim Cuti Bersama, PN Jakarta Pusat Dukung tapi Tidak Ikut

2 hari lalu

Arum Indri dan Surisma Dewi hadir sebagai saksi terkait kasus pungli di rutan KPK. Arum dan Indri memberikan kesaksian soal pungli untuk 15 terdakwa mantan pegawai rutan KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin, 23 September 2024. TEMPO/Dinda Shabrina
Ribuan Hakim Cuti Bersama, PN Jakarta Pusat Dukung tapi Tidak Ikut

PN Jakarta Pusat mendukung gerakan cuti bersama ribuan hakim. Namun, hakim di pengadilan tersebut tidak ikut.


Unjuk Rasa Pro-Palestina di Berbagai Kota Peringati Setahun Perang Gaza

2 hari lalu

Seorang pengunjuk rasa pro-Palestina memegang poster pada demonstrasi, selama Konvensi Nasional Partai Demokrat (DNC), di Chicago, Illinois, AS, 20 Agustus 2024. REUTERS/Seth Herald
Unjuk Rasa Pro-Palestina di Berbagai Kota Peringati Setahun Perang Gaza

Ribuan demonstran pro-Palestina berunjuk rasa di sejumlah kota di dunia pada Minggu, 6 Oktober 2024, untuk memperingati setahun perang Gaza


Damianus Renjaan Law Office : Ahli Waris Krama Yudha Menanti Putusan Kasasi

2 hari lalu

Kuasa Hukum Ahli Waris Pemegang Saham PT. Krama Yudha Damianus H. Renjaan saat diskusi podcast dalam program cakap cakap di Gedung Tempo, Jakarta Selatan, Jum'at, 19 September 2024. Dok. TEMPO
Damianus Renjaan Law Office : Ahli Waris Krama Yudha Menanti Putusan Kasasi

Putusan pailit oleh pengadilan dinilai janggal. Secercah harapan ada pada Mahkamah Agung.


Setahun Perang Gaza, Ribuan Orang Unjuk Rasa di Australia

2 hari lalu

Pengunjuk rasa pro-Palestina menggantung spanduk dari puncak Gedung Parlemen di Canberra, Australia, 4 Juli 2024. Empat orang berpakaian serba hitam berdiri di atap gedung parlemen selama sekitar satu jam, sambil membentangkan spanduk hitam bertuliskan
Setahun Perang Gaza, Ribuan Orang Unjuk Rasa di Australia

Ribuan demonstran pro-Palestina di Australia unjuk rasa pada Minggu, 6 Oktober 2024, guna memprotes serangan brutal Israel


Bangladesh Disapu Banjir Bandang, 5 Tewas dan 100 Orang Terkatung-katung

3 hari lalu

Ilustrasi Sawah Terendam Banjir. (ANTARA/M Ibnu Chazar/dok)
Bangladesh Disapu Banjir Bandang, 5 Tewas dan 100 Orang Terkatung-katung

Otoritas setempat khawatir kerusakan akibat banjir bandang bisa meluas sampai merusak lahan pertanian, khususnya sawah


Unjuk Rasa Serentak di Dunia Peringati Setahun Perang Gaza

3 hari lalu

Pengunjuk rasa pro-Palestina berdemonstrasi di dekat konsulat Israel, selama Konvensi Nasional Partai Demokrat (DNC), di Chicago, Illinois, AS, 20 Agustus 2024. REUTERS/Seth Herald
Unjuk Rasa Serentak di Dunia Peringati Setahun Perang Gaza

Ribuan orang di beberapa kota besar di dunia serentak berunjuk rasa di jalan pada Sabtu, 5 Oktober 2024 menuntut agar diakhirinya perang Gaza


Mahasiswa National University of Singapore Ditemukan Tewas di Gedung Asrama

4 hari lalu

Merlion Park.
Mahasiswa National University of Singapore Ditemukan Tewas di Gedung Asrama

Mahasiswa National University of Singapore (NUS) ditemukan tewas dalam sebuah kamar asrama kampus pada Kamis, 3 Oktober 2024.


Ini Alasan WNI di Lebanon yang Tak Mau Dievakuasi

5 hari lalu

Judha Nugraha, Direktur perlindungan WNI & BHI Kementerian Luar Negeri. antaranews.com
Ini Alasan WNI di Lebanon yang Tak Mau Dievakuasi

Kementerian Luar Negeri RI menyebut WNI yang masih ingin bertahan di Lebanon adalah mahasiswa dan pekerja migran.