TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyatakan negaranya siap membantu Bangladesh memulihkan perdamaian dan ketertiban, ketika perdana menteri Bangladesh baru-baru ini digulingkan dalam protes mahasiswa besar-besaran di seluruh negeri.
Hal itu disampaikan Anwar kepada Muhammad Yunus, selaku Kepala Penasihat Pemerintahan Sementara Bangladesh, dalam sebuah percakapan telepon, kata Anwar pada Rabu, 14 Agustus 2024.
“Prof. Yunus memiliki sejarah hubungan baik dengan Malaysia. Oleh karena itu, saya telah meyakinkan kesiapan Malaysia untuk membantu Bangladesh memulihkan perdamaian dan ketertiban menuju rekonstruksi negara tersebut,” tulis Anwar di Facebook tentang percakapan telepon yang kata dia berlangsung pada malam sebelumnya.
Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mundur dari jabatannya pada Senin, 5 Agustus 2024, menyusul protes masif di seluruh negeri dan kekerasan yang memakan ratusan korban jiwa. Aksi damai yang awalnya dilakukan untuk memprotes sistem kuota pekerjaan pemerintah berubah menjadi upaya mencopot Hasina setelah bekas pemimpin itu mengerahkan aparat untuk menekan para demonstran.
Yunus, peraih Nobel Perdamaian dan musuh politik lama dari Hasina, telah ditunjuk sebagai pemimpin pemerintahan sementara menyusul pertemuan antara Presiden Mohammed Shahabuddin, pemimpin militer, pemimpin mahasiswa, pebisnis dan masyarakat sipil. Para mahasiswa yang memimpin demonstrasi selama sebulan terakhir menolak pemerintahan yang dikepalai oleh militer. Mereka ingin Yunus memimpin.