TEMPO.CO, Jakarta - Pengunduran diri Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, yang diumumkan pada Senin, 5 Agustus 2024, dalam pidato yang disiarkan di televisi oleh panglima angkatan darat, setelah berminggu-minggu protes disertai kekerasan, telah mengalihkan perhatian kembali pada sejarah pergolakan dan kudeta politik di negara ini. Lantas, apakah ini yang dimaksud dengan Bangladesh Effect? Berikut penjelasannya.
Demonstrasi massa di Bangladesh yang dimulai sejak Juli lalu akhirnya memaksa PM Bangladeh Sheikh Hasina untuk mundur dari jabatannya. Selama 20 tahun kekuasaannya, unjuk rasa yang dimotori oleh mahasiswa ini telah menyebabkan lebih dari 300 orang tewas, menjadikannya mungkin sebagai ujian terbesar bagi Sheikh Hasina.
Perdana Menteri Bangladesh yang kini berusia 76 tahun itu mengundurkan diri dan meninggalkan Ganabhaban, kediaman megahnya, saat para pengunjuk rasa menyerbu tempat tersebut
Setidaknya 98 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka ketika kerusuhan pecah kembali pada hari Minggu lalu, 4 Agustus 2024. Untuk meredakan kerusuhan, polisi menggunakan gas air mata dan peluru karet guna membubarkan puluhan ribu orang yang menuntut pengunduran diri PM Hasina.
Kekerasan tersebut menandai salah satu hari paling mematikan dalam sejarah kerusuhan sipil di Bangladesh. Jumlah korban tewas lebih dari 67 orang yang dilaporkan pada tanggal 19 Juli ketika mahasiswa memprotes sistem kuota untuk pegawai negeri sipil.
Protes yang dimulai pada akhir bulan lalu meningkat tajam ketika aktivis mahasiswa di Universitas Dhaka, universitas terbesar di negara itu, bentrok dengan polisi dan demonstran pro-pemerintah. Akar dari protes ini berasal dari sistem kuota kontroversial, yang memberikan hingga 30 persen posisi pegawai negeri kepada anggota keluarga veteran perang kemerdekaan Bangladesh tahun 1971 melawan Pakistan.
Hasina pertama kali memimpin partai Liga Awami menuju kemenangan pada 1996, menjalani satu masa jabatan selama lima tahun sebelum mendapatkan kembali kekuasaannya pada tahun 2009, dan tidak pernah kehilangan kekuasaannya lagi.
Seiring berjalannya waktu, ia menjadi semakin otokratis dan pemerintahannya ditandai dengan penangkapan massal terhadap lawan-lawan politik dan para aktivis, penghilangan paksa, dan pembunuhan di luar hukum. Kelompok-kelompok hak asasi manusia memperingatkan akan adanya pemerintahan satu partai oleh Liga Awami.
Protes meletus setelah tanggal 5 Juni ketika Pengadilan Tinggi memerintahkan pemulihan kuota 30 persen untuk keturunan veteran yang berpartisipasi dalam perang kemerdekaan dari Pakistan pada tahun 1971. Sistem kuota telah berlaku sejak 1972 dan dihapuskan oleh Hasina pada tahun 2018 sebagai akibat dari protes mahasiswa sebelum pengadilan memberlakukannya kembali pada bulan Juni.
Protes berkembang lebih dari sekadar kuota PNS. Selain mahasiswa, protes diikuti berbagai elemen masyarakat termasuk bintang film, musisi, dan bahkan produsen garmen. Lagu-lagu rap dan kampanye media sosial telah memperkuat seruan agar Hasina mengundurkan diri.
Para mahasiswa yang berunjuk rasa telah meluncurkan program 'Pawai ke Dhaka' hari ini. Di 39 distrik, rumah-rumah dinas, 20 kantor Liga Awami, kantor-kantor polisi, dan berbagai instalasi pemerintah lainnya diserang, dirusak, dan dibakar. Bentrokan antara pengunjuk rasa dengan pemimpin Liga Awami dan organisasi terkait dilaporkan terjadi di beberapa distrik.
Tempat tinggal serta kantor menteri dari partai berkuasa, menteri negara, anggota parlemen, dan pemimpin Liga Awami dirusak di setidaknya 14 lokasi berbeda, dengan beberapa gedung terbakar selama protes yang berlangsung.
Aksi demo mahasiswa memblokir jalan raya utama dan meluncurkan program non-kooperasi, yang meningkatkan kekerasan di seluruh negeri. Kantor polisi dan kantor partai berkuasa menjadi sasaran, dengan laporan bentrokan hebat dan korban yang signifikan. Tiga belas polisi dipukuli hingga tewas di Sirajganj, dan rumah dua anggota parlemen dibakar.
Kerusuhan tidak hanya terjadi di Dhaka, tetapi juga menyebar ke seluruh negeri. Di distrik pusat Munsiganj, dua pekerja konstruksi tewas dan 30 orang terluka dalam bentrokan tiga arah yang melibatkan pengunjuk rasa, polisi, dan aktivis partai berkuasa.
MYESHA FATINA RACHMAN I DEWI RINA CAHYANI
Pilihan Editor: Senjata Makan Tuan, Pengadilan Kejahatan Perang Bangladesh akan Sidangkan Sheikh Hasina