"Dan saya pikir ada konsensus luas di Israel bahwa jika kita melakukan itu, kita hanya akan mengalami pengulangan. Akan ada penyanderaan di masa mendatang, akan ada 7 Oktober mendatang, dan hal-hal yang lebih buruk lagi bisa saja terjadi.”
“Satu-satunya pilihan bagi Israel adalah mencapai kedua tujuan tersebut: Membebaskan semua sandera dan memenangkan perang.”
Ia juga mengatakan kepada Majalah Times bahwa dia ingin mengakhiri perang. "Besok, jika saya bisa, tetapi Hamas harus kehilangan Gaza," ujarnya.
Dia menegaskan akan merebut Gaza karena itu adalah daerah kantong Hamas, daerah kantong teroris Iran, berjarak 40 mil dari Tel Aviv. "Membiarkan mereka tetap di sana tidak hanya berarti mereka akan memiliki kemampuan untuk mengulangi kebiadaban 7 Oktober, tetapi juga akan melampaui itu," katanya.
"Ketika mereka bertindak serempak dengan poros teror Iran, dengan Hizbullah di utara, dengan Houthi dan pihak lain yang menembaki kita secara bersamaan, itu adalah sesuatu yang tidak dapat diterima."
Ia juga ditanya tentang pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh pekan lalu saat berada di Iran. Meskipun pejabat Israel belum mengaku bertanggung jawab, Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan tersebut dan telah berjanji untuk memberikan tanggapan.
"Saya telah mengatakan bahwa kami tidak akan mengomentari hal itu, dan saya belum mengubah pandangan saya," kata Netanyahu.
Netanyahu juga menolak klaim bahwa Israel meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut untuk menyabotase kesepakatan gencatan senjata. Ia mengatakan bahwa sangat penting untuk menunjukkan kepada Iran bahwa Israel bukanlah domba.
"Kami dihadapkan dengan jerat kematian yang Iran coba pasang di leher kami, dan saya pikir pesan yang kami kirimkan, 360 derajat, adalah bahwa kami tidak akan menjadi domba yang digiring ke pembantaian. Israel bukanlah, bukanlah domba kurban bagi Iran atau bagi proksi mereka."
AL ARABIYA
Pilihan editor: Top 3 Dunia: Bengkel Senjata AS di Ukraina hingga Israel Cabut Status Diplomatik Utusan Norwegia