TEMPO.CO, Jakarta - Partai-partai oposisi di India pada Minggu, 31 Maret 2024, bersatu memprotes penangkapan seorang pemimpin terkemuka Ketua Menteri Delhi Arvind Kejriwal beberapa minggu sebelum pemilu. Mereka menuduh Perdana Menteri India Narendra Modi dan partainya, Partai Bharatiya Janata (BJP) mencurangi pemilu.
“Narendra Modi mencoba mengatur skor dalam pemilu ini,” kata Ketua Partai Kongres India Rahul Gandhi saat menghadiri pertemuan besar di New Delhi, dengan massa meneriakkan kata “Memalukan!”
Kejriwal, kritikus setia Modi sekaligus aktivis anti-korupsi dan pemimpin penting dari kubu oposisi "INDIA" yang beranggotakan 27 orang, ditangkap pada 21 Maret 2024 atas dugaan suap dalam pemberian izin minuman keras. Ia ditangkap kurang dari sebulan sebelum pemilu di India yang akan berlangsung pada 19 April hingga 1 Juni 2024. Pemilu ini diperkirakan akan memberikan Modi masa jabatan untuk ketiganya.
Partai Aam Aadmi yang mengusung Kejriwal mengatakan kasus terhadapnya dibuat-buat dan bermotif politik. Sementara pemerintahan Modi dan Partai Bharatiya Janata menyangkal cawe-cawe politik dan mengatakan lembaga penegak hukum hanya melakukan tugasnya.
“Jika Partai Bharatiya Janata memenangkan pemilu yang telah diatur ini dan mengubah konstitusi, maka hal itu akan membuat negara ini terbakar. Ini bukan pemilu biasa. Pemilu ini untuk menyelamatkan negara, melindungi konstitusi kita,” kata Gandhi, yang partainya memerintah India sejak kemerdekaan pada 1947, namun mengalami kesulitan sejak Modi mengambil alih kekuasaan satu dekade lalu.
Para pemimpin oposisi lainnya berbagi panggung dengan Gandhi di New Delhi, termasuk para ketua partai regional yang terlebih dahulu telah mengatasi perbedaan pendapat di antara mereka sebelum bersatu melawan Modi. Perdana Menteri Modi mengatakan perjuangannya melawan korupsi telah mengguncang oposisi. Oleh karena itu, menurutnya pemilu pada April 2024 mendatang merupakan pertarungan antara partai dan sekutunya yang ingin memberantas para koruptor, dibandingkan dengan oposisi yang ingin melindungi para koruptor.
“Orang-orang besar yang korup berada di balik jeruji besi dan bahkan Mahkamah Agung tidak memberi mereka jaminan,” kata Modi dalam pertemuan untuk meluncurkan kampanye pemilunya di negara bagian Uttar Pradesh, Minggu, 31 Maret 2024.
Kongres India mengatakan mereka sedang menghadapi “terorisme pajak” karena tuntutan pajak yang besar dari pemerintah dan pembekuan beberapa rekening bank. Kritikus menuding Modi dan partainya telah mempersenjatai badan investigasi dan otoritas pajak untuk memusnahkan lawan politik dan mengurangi peluang pemilu yang adil. Tuduhan tersebut telah dibantah sebelumnya oleh Partai Bharatiya Janata.
“Fasisme ini tidak akan berhasil di India,” kata istri Kejriwal, Sunita Kejriwal, pada pertemuan para oposisi. “Kami akan bertarung dan kami akan menang.”
REUTERS
Pilihan editor: Mahasiswa Asing Diserang di India saat Salat Tarawih di Asrama Universitas
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini