Australia dan Indonesia menyelenggarakan Indonesia Data Hackathon (INDAthon) yang pertama dalam rangka meningkatkan pembuatan kebijakan melalui penggunaan data yang kuat dan statistik resmi berkualitas, di Jakarta pada 17-19 September 2024. INDAthon mempertemukan para analis data, analis kebijakan, dan ilmuwan data dari berbagai lembaga pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk mencari solusi atas masalah-masalah kebijakan dengan menggunakan data nyata.
Acara ini didukung Australian Bureau of Statistics, Badan Pusat Statistik (BPS), dan Prospera (Kemitraan Australia Indonesia untuk Pembangunan Ekonomi). Sekretaris Utama BPS, Imam Machdi mengatakan INDAthon menekankan pentingnya pemanfaatan data untuk pengambilan keputusan yang tepat.
“Kami percaya pengalaman ini akan memperkaya kemampuan PNS dalam membentuk kebijakan berbasis bukti, sekaligus mendorong inovasi dalam penggunaan dan pembagian data,” ujarnya
Sedangkan Simon Anderson, Penjabat Minister Counsellor Economic, Investment and Infrastructure di Kedutaan Besar Australia, mengatakan INDAthon yang pertama ini adalah contoh kesuksesan besar karena menunjukkan betapa pentingnya data, dan cara-cara inovatif yang dapat digunakan untuk menemukan solusi baru atas masalah-masalah kebijakan di dunia nyata.
Pemenang dari acara ini, yang akan diumumkan pada Hari Statistik Nasional tanggal 26 September, akan mengunjungi Australia pada Februari 2025 untuk mengembangkan kemampuan yang akan memperkaya keterampilan mereka. INDAthon diselenggarakan sebagai bagian dari program Prospera, yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkelanjutan, dan inklusif di Indonesia, termasuk membina kemitraan yang kuat antara lembaga-lembaga pemerintah Indonesia dan Australia.
Sebelumnya dalam kunjungan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese ke Jakarta pada Juni 2022, pihaknya mengutarakan komitmen memperpanjang kerja sama dan persahabatan. Indonesia dan Australia bermitra erat dalam isu-isu perdagangan, pembangunan, pendidikan, dan keamanan wilayah. Albanese berharap Australia dan Indonesia dapat membangun hubungan lebih jauh, termasuk merevitalisasi hubungan perdagangan dan mempromosikan kerjasama di bidang iklim, infrastruktur dan energi
Kedutaan Besar Australia di Jakarta menjelaskan kedua negara sama-sama berkeinginan membuka potensi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia. Keduanya juga setuju meneruskan dana infrastruktur dan iklim yang diusulkan Pemerintah sebesar A$200 juta (Rp 2 triliun) dengan Indonesia
Pilihan editor: Belanda Kembalikan 288 Benda Cagar Budaya Indonesia
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini