TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa Bangsa (Sekjen PBB) Ban Ki-moon telah menetapakan 12 Juli sebagai Hari Malala. Hal ini bertepatan dengan hari lahir dari Malala Yousafzai, seorang aktivis pembela pendidikan global dan perempuan. Ia juga menjadi wanita peraih nobel untuk perdamaian dunia termuda.
Wanita yang lahir di Mingora, Pakistan, 12 Juli 1997 ini, pada 2012 pernah menyampaikan pidato di sekolahnya dan membuatnya menjadi buronan para kelompok bersenjata. “Saya berbicara secara terbuka atas nama anak perempuan dan hak kami untuk belajar. Dan ini membuat saya menjadi target,” ucapnya.
Ia yang ketika itu menjadi target kelompok bersenjata, membuatnya mendapatkan tembakan di bagian kepala dan dua bagian tubuh lainnya. Kondisinya yang kritis, sebagian tengkoraknya diangkat untuk mengobati otaknya yang bengkak dan mendapatkan perawatan lebih lanjut di Birmingham, Inggris. Ia juga sempat mendapatkan operasi saraf wajah.
Dengan perjuangan tersebutlah yang membuat namanya diperingati bahkan di seluruh dunia. Seperti yang pernah diucapkan Malala, "Hari ini bukanlah hariku. Hari ini adalah milik setiap perempuan, setiap anak laki-laki, dan setiap anak perempuan yang berani bersuara tentang hak-hak mereka."
Malala menjadi salah satu tokoh yang menentang sistem yang tidak memperbolehkan anak perempuan untuk sekolah. Tidak heran jika ia menjadi tokoh pendidikan dunia. Hal ini representasikan mealalui Malala Fund—sebuah badan amal yang didedikasikan untuk memberikan setiap gadis kesempatan untuk mencapai masa depan yang dia pilih.
Jiwa perlawanan yang ia miliki dalam melakukan aktivismenya ia dapatkan dari dari ayahnya—Ziauddin Yousafzai—yang juga menjadi aktivis anti Taliban dan juga mendirikan sekolah di Pakistan. Disekolah inilah aktivismenya bermula dan mulai melakukan pemberontakan terhadap Taliban dengan pidato yang ia sampaikan pada 2008 lalu yang berjudul, Berani-beraninya Taliban mengambil hak dasar saya untuk menerima pendidikan.
Malala yang sangat getol dalam menyuarakan pendidikan untuk seluruh manusia baik itu laki-laki dan perempuan, dalam pidatonya di Majelis Umum PBB, ia mengungkapkan bahwa pendidikan untuk semua orang, sekalipun itu anak-anak Taliban dan anak-anak ekstremis yang lain.
“Ini adalah welas asih yang diajarkan Nabi Muhammad SAW, Yesus Kristus dan Budha. Ini adalah warisan perubahan yang diturunkan pada saya oleh Martin Luther King, Nelson Mandela dan Muhammad Ali Jinnah. Ini adalah filosofi anti kekerasan yang diajarkan Gandhi, Bacha Khan, dan Bunda Teresa,” ujar Malala Yousafzai.
GERIN RIO PRANATA
Baca: Hari ini Ultah 24 Tahun Malala Yousafzai Peraih Nobel Perdamaian Muda usia