TEMPO.CO, Jakarta - Malala Yousafzai menjadi gadis penerima Nobel Perdamaian di usia yang cukup muda. Hal ini didapatkannya karena menentang Taliban di Pakistan dan menuntut agar para wanita diizinkan untuk menerima pendidikan. Tidak heran pada 2014, ketika ia mendapatkan penghargaan tersebut, ia dinobatkan sebagai salah satu perempuan paling berpengaruh di dunia. Perempuan kelahiran 12 Juli 1997 ini, juga dikenal sebagai aktivis pembela pendidikan global dan perempuan.
Darah aktivis yang ia miliki di dapat dari ayahnya—Ziauddin Yousafzai—yang juga menjadi aktivis anti Taliban dan juga mendirikan sekolah di Pakistan. Di sekolah tersebutlah Malala menempuh pendidikan dan memulai melakukan pemberontakan terhadap Taliban dengan pidato yang ia sampaikan pada 2008 lalu yang berjudul, Berani-beraninya Taliban mengambil hak dasar saya untuk menerima pendidikan
Pada 2012 lalu, ia pernah menyampaikan pidato di sekolahnya dan membuatnya menjadi buronan para kelompok bersenjata. “Saya berbicara secara terbuka atas nama anak perempuan dan hak kami untuk belajar. Dan ini membuat saya menjadi target,” ucapnya di kanal malala.org.
Ia yang ketika itu menjadi target kelompok bersenjata, membuatnya mendapatkan tembakan di bagian kepala dan dua bagian tubuh lainnya. “Dalam perjalanan pulang dari sekolah, seorang pria bersenjata bertopeng naik ke bus sekolah saya dan bertanya, “Siapa Malala?” Dia menembak saya di sisi kiri kepala saya,” ucapnya.
Kondisinya yang kritis, sebagian tengkoraknya diangkat untuk mengobati otaknya yang bengkak dan mendapatkan perawatan lebih lanjut di Birmingham, Inggris. Ia juga sempat mendapatkan operasi saraf wajah. Malala terbangun sepuluh hari kemudian dan para dokter menceritakan keadannya tersebut.
Ketika masa perawatan akibat tragedi penembakan tersebut membuatnya harus menetap di Inggris dan bersekolah disana. Pada 2018 lalu ia berkuliah di Oxford University dan tertarik untuk mempelajari Filsafat, Politik dan Ekonomi. Ia juga lulus kuliah pada 2020 lalu.
Bersama ayahnya ia mendirikan Malala Fund—sebuah badan amal yang didedikasikan untuk memberikan setiap gadis kesempatan untuk mencapai masa depan yang dia pilih. Malala juga pernah melakuakn perjalanan ke berbagai negara untuk bertemu gadis-gadis yang memerangi kemiskinan, perang, pernikahan anak dan diskriminasi gender untuk pergi ke sekolah.
Perempuan yang lahir di Mingora, Pakistan, pada 1997 ini juga menjadi model sampul majalah Vogue Inggris edisi Juli 2021. Dia berharap, kemunculannya di majalah itu dapat menginspirasi para gadis di seluruh dunia.
Malala Yousafzai yang terkenal dengan quotes-nya ‘Kala semua bumi bungkam, apalagi satu suara saja dapat jadi amat kokoh’ hari ini berulang tahun ke-25. 10 tahun pasca penembakan di bagian kepalanya, Malala masih konsisten melakukan perjuangan untuk membela hak perempuan. Panjang umur perjuangan, A Luta Continua!
GERIN RIO PRANATA
Baca: Intip Aktivitas Terbaru AKtivis Perempuan Malala Yousafzai