TEMPO.CO, Riyadh - Putri Kerajaan Arab Saudi, Fahda Bin Saud Bin Abdulaziz, murka atas pernyataan Duta besar Uni Emirat Arab, UEA, untuk Amerika Serikat, Yousef Al-Otaiba, yang menyatakan Saudi negara sekuler di Timur Tengah seperti Mesir, Bahrain dan Yordania.
Tanggapan keras terhadap ujaran Al-Otaiba itu disampaikan oleh Putri Fahda beberapa kali melalui akun Twitter yang diterbitkan pada 30 Juli 2017.
"Ucapan itu menunjukkan ada konspirasi jahat melawan Arab Saudi dan Dunia Islam," tulisnya.
Baca: Saudi Tuding Seruan Qatar Soal Haji Picu Perang di Teluk
Selanjutnya dia mengatakan, "Para pemimpin Kerajaan dan rakyat siap melawan rencana jahat itu."
Pada tulisan lain di Twitter, dia menegaskan, "Ada sekelompok orang menyerukan sekulerisasi negara dan ingin melakukan internasionalisasi terhadap dua masjid suci, Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah."
Dia melanjutkan, "Kami, rakyat Arab Saudi dan seluruh pemimpin akan melindungi dua masjid suci itu dengan segenap jiwa raga."
Sebelumnya, pada Sabtu, 30 Juli 2017, duta besar Uni Emirat Arab mengatakan dalam sebuah wawancara dengan televisi Amerika Serikat PBS, negaranya sengaja menerapkan blokade terhadap Qatar demi terbentuknya pemerintahan sekuler di Timur Tengah di masa mendatang.
Baca: Raja Salman Tunjuk Mohammed bin Salam Jadi Putra Mahkota
"Pada 10 hingga 15 tahun lalu, kami melihat Qatar mendukung sejumlah kelompok militan termasuk Ikhwanul Muslimun, Hamas, Taliban dan milisi Islam di Suriah serta Turki. Dukungan tersebut bertentangan dengan arah yang kami tuju," ucapnya.
"Jika Anda bertanya kepada UEA, Arab Saudi, Yordania, Mesir dan Bahrain seperti apa Timur Tengah yang ingin mereka lihat dalam 10 tahun ke depan, mereka akan memiliki pandangan yang bertentangan dengan Qatar. Kami ingin pemerintah sekuler yang kuat, stabil dan sejahtera."
"Solusi untuk menyelesaikan semua itu bukan terletak di Riyadh, Abu Dhabi atau Washington, melainkan di Doha," ucapnya.
Pada 5 Juni 2017, Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar disusul penerapan sanksi ekonomi dan transportasi. Keempat negara tersebut menuding Qatar mendukung kelompok ekstrimis. Namun tuduhan tersebut dibantah Qatar.
MIDDLE EAST | CHOIRUL AMINUDDIN