TEMPO.CO, Jakarta - Seorang mantan pejabat senior militer Israel mengatakan bahwa Perdana Menteri Netanyahu telah menjebak Israel dalam krisis keamanan berkelanjutan tanpa ada tanda-tanda akan berakhir. Seorang mantan pejabat senior militer Israel mendesak Israel untuk menarik diri dari Gaza sesegera mungkin. Ia menggambarkan situasi saat ini sebagai rawa yang mengerikan.
Menurut Channel 12 Israel , Mayjen Israel Ziv, mantan kepala operasi tentara Israel, mengkritik perang yang sedang berlangsung. Ia menyatakan bahwa Israel terjebak di Gaza dan berdarah.
Ziv, yang sebelumnya memimpin Divisi Gaza, menegaskan bahwa perang telah menjadi sumber stabilitas politik bagi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan pemerintahannya. Ia menyarankan bahwa Netanyahu mungkin memperpanjang perang untuk mempertahankan posisi politiknya dan menunda persidangan korupsinya, yang dapat menyebabkan hukuman penjara.
Ziv menambahkan bahwa setelah setahun mengalami apa yang disebutnya perang terpanjang dan paling melelahkan dalam sejarah Israel, negara itu mendapati dirinya terjebak dalam krisis keamanan berkelanjutan tanpa tanda-tanda akan berakhir.
Ia mencatat bahwa situasi tidak membaik dan tidak ada jalan yang jelas menuju penyelesaian. Ia menekankan bahwa perang, yang diklaim Netanyahu hampir menang enam bulan lalu, kini tampaknya tak berujung.
Lebih dari 41.100 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, tewas dan lebih dari 95.100 terluka, menurut otoritas kesehatan setempat. Serangan Israel telah menggusur hampir seluruh penduduk wilayah tersebut di tengah blokade yang terus berlanjut dan mengakibatkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel menghadapi tuduhan genosida atas tindakannya di Gaza di Mahkamah Internasional.
TRT WORLD
Pilihan editor: Enam Warga Asing Ditangkap di Venezuela, Dituduh Hendak Bunuh Presiden Maduro