TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Komite Persiapan Reunifikasi Korea Chung Chong Wook menganggap pemimpin Korea Utara Kim Jong Un lebih peduli pada masalah perekonomian negaranya ketimbang sang ayah, Kim Jong Il.
“Saya tidak dalam posisi menilai, tetapi menurut pandangan saya Kim Jong Un lebih memperhatikan ekonomi dan kesejahteraan rakyat Korea Utara,” kata Profesor Chung dalam pertemuan dengan wartawan di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa sore, 13 Oktober 2015.
Dia juga menolak untuk berkomentar lebih jauh terkait penghargaan yang diberikan Yayasan Sukarno kepada Kim Jong Un.
“Saya berharap apapun yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia bisa memberikan dampak positif bagi reunifikasi dan perdamaian di Korea,” kata dia.
Profesor kajian internasional Universitas Dong-A itu juga menepis anggapan buruk soal parade militer besar-besaran yang digelar Korea Utara dalam rangka Peringatan 70 Tahun, Sabtu lalu.
“Parade itu bisa disaksikan seluruh rakyat Korea Selatan juga dan masyarakat Korea tidak merasa terancam,” kata wakil ketua dari kalangan akademisi komite yang beranggotakan 50 orang itu.
Dia juga menyatakan isi pidato Kim Jong Un hanya retorika dan tidak berisi ancaman apapun terhadap masyarakat Korea Selatan atau dunia.
Demikian pula paradenya, meski memamerkan persenjataan terbaru, tapi tidak ada yang bakal menjadi ancaman serius. “Ada beberapa senjata baru, tapi tidak keliatan terlalu canggih, relatif tenang dari yang sebelumnya dibayangkan,” kata dia.
Karena itu ada pula analisa yang menyatakan apakah parade militer yang relatif tenang itu merupakan isyarat perdamaian dari Korea Utara.
Mantan Duta Besar Korea Selatan untuk Cina tersebut berkunjung ke Indonesia untuk menemui berbagai pihak di Jakarta terkait persiapan reunifikasi Korea. Selain Indonesia, dia juga mengunjungi beberapa negara lainnya di kawasan. Harapannya, negara-negara tersebut akan membantu reunifikasi Korea.
NATALIA SANTI