Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Oxfam: Israel Bunuh Lebih Banyak Perempuan dan Anak-anak Gaza Dibandingkan Konflik Global

Reporter

image-gnews
Petugas Kementerian Kesehatan Palestina memindahkan jasad tak dikenal ke lokasi pemakaman massal di Khan Younis, Gaza, 26 September 2024. Israel mengirimkan kontainer berisi 88 jasad warga Palestina yang tewas dalam serangan militernya di Jalur Gaza. Hani Alshaer / Anadolu
Petugas Kementerian Kesehatan Palestina memindahkan jasad tak dikenal ke lokasi pemakaman massal di Khan Younis, Gaza, 26 September 2024. Israel mengirimkan kontainer berisi 88 jasad warga Palestina yang tewas dalam serangan militernya di Jalur Gaza. Hani Alshaer / Anadolu
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Analisis gabungan yang dilakukan Oxfam dan Action on Armed Violence (AOAV) pada Selasa mengungkapkan adanya peningkatan tajam jumlah kematian warga sipil di Gaza akibat serangan Israel selama setahun terakhir, melampaui jumlah korban konflik global lainnya dalam dua dekade terakhir.

Menurut laporan tersebut, lebih dari 6.000 wanita dan 11.000 anak-anak telah terbunuh akibat tindakan militer Israel, yang merupakan rekor suram jumlah korban sipil di zona konflik.

Angka-angka ini melampaui rekor sebelumnya, termasuk 2.600 perempuan terbunuh di Irak pada 2016 dan 4.700 anak-anak terbunuh setiap tahunnya pada tahun-tahun awal perang Suriah.

Data tersebut menyoroti dampak buruk dari kampanye militer Israel di Gaza, yang terus berlanjut tanpa jeda. Senjata peledak rata-rata menyerang infrastruktur sipil setiap tiga jam sejak konflik dimulai.

Temuan AOAV menunjukkan adanya kerusakan luas pada rumah, tempat penampungan, sekolah, rumah sakit, dan pusat distribusi bantuan penting. Serangan Israel yang tak henti-hentinya ini telah menyebabkan ribuan keluarga Palestina berduka dan ratusan ribu orang mengungsi, dan banyak wilayah yang disebut “zona aman” di Gaza menjadi sasaran serangan militer.

Iain Overton, direktur eksekutif AOAV, menggambarkan situasi ini sebagai sesuatu yang “mengerikan,” dan mengutuk kurangnya intervensi internasional: “Skala kehancuran di Gaza harus menjadi peringatan. Pengeboman yang terus menerus terhadap rumah, sekolah, dan rumah sakit dengan frekuensi seperti itu menunjukkan jelas-jelas pengabaian terhadap kehidupan manusia dan hukum internasional.”

Pelanggaran Hukum Humaniter Internasional

Konflik yang sedang berlangsung telah memicu kecaman luas atas pelanggaran Hukum Humaniter Internasional (IHL). Warga sipil telah berulang kali mengungsi, seringkali ke daerah-daerah yang kemudian dibom.

Data Oxfam menunjukkan jumlah korban jiwa sebenarnya bisa jauh lebih tinggi. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di The Lancet, korban tak dikenal yang terkubur di bawah reruntuhan, bersama dengan mereka yang meninggal karena kelaparan atau runtuhnya layanan Kesehatan di Gaza, dapat meningkatkan angka kematian di atas 186.000 jiwa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu, krisis kemanusiaan terus meningkat. Lebih dari 25.000 anak kehilangan orang tua atau menjadi yatim piatu, dan banyak juga yang menderita cedera dan cacat yang mengubah hidup mereka. Perempuan, yang merupakan kelompok yang paling terkena dampaknya, kini memimpin rumah tangga di tengah kehancuran, sementara ibu hamil dan menyusui berjuang untuk bertahan hidup di tengah kegagalan sistem layanan kesehatan.

Umaiyeh Khammash, direktur Juzoor, mitra Oxfam, menekankan penderitaan yang luar biasa ini: “Trauma yang dialami anak-anak—banyak di antaranya kehilangan anggota tubuh atau mengalami tekanan emosional yang mendalam—tidak dapat digambarkan.”

Sally Abi Khalil, Direktur Oxfam untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, mendesak tindakan internasional segera: “Kegagalan komunitas internasional untuk meminta pertanggungjawaban Israel, ditambah dengan pasokan senjata yang terus berlanjut, telah memungkinkan terjadinya kekejaman yang kita saksikan. Gencatan senjata permanen sangat dibutuhkan."

Perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan hampir 41.600 orang, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, menyusul serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada Oktober lalu.

Pilihan Editor: Korea Utara: Israel Bebas Membantai Warga Palestina Gara-gara Perlindungan AS

ANADOLU

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pilot Israel yang Tewaskan Hassan Nasrallah Takut Dituntut Kejahatan Perang

9 menit lalu

Sebuah pesawat tempur F-35 Israel terlihat di langit perbatasan Israel dengan Lebanon, di Israel utara, 9 Oktober 2023. REUTERS/Ammar Awad/File Foto
Pilot Israel yang Tewaskan Hassan Nasrallah Takut Dituntut Kejahatan Perang

Israel telah menyerang Lebanon yang menewaskan pimpinan Hizbullah Hassan Nasrallah. Pilot Israel yang menyerang Nasrallah kini ketakutan.


KontraS Catat Ada 64 Kasus Kekerasan TNI terhadap Warga Sipil dalam Setahun Terakhir

2 jam lalu

Koordinator Badan Pekerja KontraS, Dimas Bagus Arya, saat ditemui usai peluncuran Laporan Hari Bhayangkara pada Senin, 1 Juli 2024 di Jakarta Pusat. TEMPO/Amelia Rahima Sari
KontraS Catat Ada 64 Kasus Kekerasan TNI terhadap Warga Sipil dalam Setahun Terakhir

KontraS: sebanyak 64 peristiwa tersebut menyebabkan 75 orang luka-luka dan 18 orang tewas.


Militer Israel Bunuh Komandan Perang Sayap Bersenjata Hamas

4 jam lalu

Para pelayat menyalati jenazah seorang warga Palestina yang terbunuh dalam serangan Israel, di tengah konflik Israel-Hamas, di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, di Jalur Gaza selatan, 10 September 2024. REUTERS/Mohammed Salem/File Photo
Militer Israel Bunuh Komandan Perang Sayap Bersenjata Hamas

Militer Israel mengklaim telah membunuh salah satu komandan Brigade Al Qassam yang merupakan sayap bersenjata Hamas.


Kementerian Luar Negeri Sarankan WNI di Lebanon Ikut Evakuasi Selagi Masih Ada Kesempatan

5 jam lalu

Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha. Sumber: dokumen Kementerian Luar Negeri
Kementerian Luar Negeri Sarankan WNI di Lebanon Ikut Evakuasi Selagi Masih Ada Kesempatan

Kementerian Luar Negeri meminta WNI di Lebanon agar tidak menunda evakuasi selagi masih ada kesempatan.


Peran Besar Amerika Dalam Penggunaan Iron Dome

6 jam lalu

Sistem antirudal Iron Dome Israel mencegat roket setelah Iran menembakkan salvo rudal balistik, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel, 1 Oktober 2024 REUTERS/Amir Cohen
Peran Besar Amerika Dalam Penggunaan Iron Dome

Dalam pembangunan Iron Dome, Israel mendapat banyak bantuan Amerika


Dokter Lintas Batas Ajukan 7 Tuntutan pada Israel dan Amerika Serikat

8 jam lalu

Bocah Palestina Ahmed Al-Deeb, yang mengalami luka bakar parah di wajah, menunggu untuk dipasangi masker wajah transparan 3D, di klinik Medecins Sans Frontieres (MSF) di Kota Gaza 8 Februari 2021. REUTERS/Mohammed Salem
Dokter Lintas Batas Ajukan 7 Tuntutan pada Israel dan Amerika Serikat

Dokter Lintas Batas prihatin selama satu tahun, sekutu Israel terus memberikan dukungan militer, sementara anak-anak di Gaza dibunuh secara massal


Dibom Tiap Hari, Dokter Lintas Batas Gambarkan Buruknya Kesehatan Warga Gaza

9 jam lalu

Sisa-sisa kendaraan MSF, yang diparkir di luar lokasi MSF ditandai dengan jelas, setelah kendaraan tersebut sengaja dihancurkan oleh pasukan Israel di Gaza, Palestina, 24 November 2023. Foto: trtworld
Dibom Tiap Hari, Dokter Lintas Batas Gambarkan Buruknya Kesehatan Warga Gaza

Dokter Lintas Batas menyebut korban pengeboman di Jalur Gaza berjatuhan setiap hari akibat serangan Israel.


Ketika Krisis Gaza Meluas ke Lebanon, di Mana Pemimpin Hamas Yahya Sinwar?

10 jam lalu

Papan iklan dengan gambar pemimpin Hamas yang baru dilantik, Yahya Sinwar, dipajang di sebuah gedung di jalan di Teheran, Iran, 12 Agustus 2024. Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Ketika Krisis Gaza Meluas ke Lebanon, di Mana Pemimpin Hamas Yahya Sinwar?

Israel masih belum mampu melacak keberadaan Yahya Sinwar setelah setahun berperang.


Surat Wasiat Anak Gaza yang Terbunuh Bom Israel: 'Tolong, Jangan Tangisi Saya'

16 jam lalu

Rasha Al-Ar'eer yang berusia sepuluh tahun dan saudara laki-lakinya yang berusia 11 tahun, Ahmad, tewas ketika serangan udara Israel menargetkan rumah mereka di bagian timur Kota Gaza. Foto : Twitter
Surat Wasiat Anak Gaza yang Terbunuh Bom Israel: 'Tolong, Jangan Tangisi Saya'

Rasha Al-Ar'eer yang berusia 10 tahun menuliskan surat wasiat sebelum terbunuh oleh serangan udara Israel yang menargetkan rumah keluarganya di Gaza.


Ketika Mata Dunia Beralih ke Lebanon, Hal Ini yang Ditakutkan Warga Gaza

17 jam lalu

Warga Palestina memeriksa lokasi serangan Israel di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 2 Oktober 2024. REUTERS/Hatem Khaled
Ketika Mata Dunia Beralih ke Lebanon, Hal Ini yang Ditakutkan Warga Gaza

Serangan-serangan Israel ke Lebanon membuat mata dunia dan laporan-laporan media massa teralihkan dari Gaza.