TEMPO.CO, Jakarta - Jet-jet tempur Israel menyerang kantor pusat stasiun televisi di Beirut pada Senin malam, menandai serangan pertama terhadap lembaga media Lebanon di tengah serangan besar-besaran.
Menurut seorang reporter Anadolu, serangan udara Israel menghantam markas besar saluran TV pro-Hizbullah Al-Sirat di pinggiran selatan Beirut, meratakan gedung tersebut.
Sesaat sebelum serangan, tentara Israel memerintahkan staf media itu untuk pergi, dengan alasan bahwa lokasi tersebut digunakan untuk memproduksi “peralatan tempur.”
Tidak ada korban luka yang dilaporkan dalam serangan itu.
Hizbullah membantah menyimpan senjata di dalam bangunan sipil yang dihantam pesawat tempur Israel, termasuk markas saluran TV Al-Sirat.
Baca juga:
Sejak 23 September, Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap apa yang mereka sebut sebagai sasaran Hizbullah di seluruh Lebanon, menewaskan lebih dari 1.057 orang dan melukai lebih dari 2.950 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Beberapa pemimpin Hizbullah tewas dalam serangan itu, termasuk pemimpinnya Hassan Nasrallah.
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas batas sejak dimulainya perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan hampir 41.600 orang, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, menyusul serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada Oktober lalu.
Komunitas internasional telah memperingatkan bahwa serangan Israel di Lebanon dapat meningkatkan konflik Gaza menjadi perang regional yang lebih luas.
Pilihan Editor: Israel Serang Lebanon, KBRI Sediakan Tempat Berlindung untuk WNI
ANADOLU