TEMPO.CO, Jakarta - Relawan di Kota Nysa, Polandia, pada Selasa, 17 September 2024, bergotong-royong memperkuat tembok buatan untuk menghalau banjir dari air sungai yang meluap setelah diguyur hujan lebat dan banjir bandang di beberapa negara di Eropa tengah yang menewaskan setidaknya 18 orang.
Sungai-sungai masih meluap di Republik Cek, sedangkan air di Sungai Danube di Slovakia dan Hongaria juga mengalami kenaikan. Banjir juga sampai ke wilayah Austria.
Sepanjang malam, para relawan membantu tim penyelamat menyusun karung pasir untuk melindungi Kota Nysa dari tanggul sungai yang pecah. Kota Nysa di Polandia berpopulasi 40 ribu jiwa. Ada beberapa penduduk yang datang untuk mengecek kondisi rumah mereka setelah evakuasi pada Senin, 16 September 2024.
“Kami harus mengungsi, meski pun rumah kami tingkat. Hari ini, kondisi relatif tenang dengan matahari bersinar cerah dan orang-orang masih bisa melintasi jembatan. Maka, kami mencoba untuk pulang juga, namun kenyataannya air belum surut. Masih menggenangi jalan ke arah rumah kami,” kata Sabina Jakubowska, 45 tahun, warga Nysa.
Polandia sudah menyatakan negara mengalami bencana alam dan sudah menyiapkan anggara 1 miliar zlots (Rp3,9 triliun) untuk membantu para korban. Kepala pemadam kebakaran Polandia Mariusz Feltynowski pada Selasa, 17 September 2024, rapat dengan Perdana Menteri Polandia Donald Tusk di Kota Wroclaw. Dalam kesempatan itu disebutkan tanggul di Kota Nysa sudah ditutup. Helikopter militer dikerahkan untuk membantu menyusun karung-karung pasir.
Perbatasan Republik Cek dan Polandia telah menjadi area paling terdampak banjir sejak akhir pekan lalu menyusul air di beberapa sungai yang meluap hingga mengalirkan puing-puing ke sungai dari beberapa rumah di kota-kota yang rusak, dan jembatan yang hanyut.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Percobaan Pembunuhan Donald Trump, Tersangka Telah Menunggu Selama 12 Jam
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini