Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Peringatan Genosida, 2 Ribu Pengungsi Rohingya Baru Datang ke Bangladesh

image-gnews
Orang-orang melarikan diri dengan barang-barang mereka saat kebakaran di kamp pengungsi Cox's Bazar berlanjut, Bangladesh 5 Maret 2023 dalam gambar diam yang diperoleh REUTERS dari sebuah video.  Mohammed salim Khan/melalui REUTERS
Orang-orang melarikan diri dengan barang-barang mereka saat kebakaran di kamp pengungsi Cox's Bazar berlanjut, Bangladesh 5 Maret 2023 dalam gambar diam yang diperoleh REUTERS dari sebuah video. Mohammed salim Khan/melalui REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Gelombang baru pengungsi Rohingya yang terdiri dari sekitar 2 ribu orang masuk Bangladesh setelah runtuhnya pemerintahan Sheikh Hasina pada 5 Agustus lalu. Perkembangan terbaru ini terjadi bertepatan dengan peringatan “Hari Genosida Rohingya” ketujuh pada Minggu, 25 Agustus 2024. Masuknya ribuan pengungsi baru tersebut menyebabkan beberapa personel Penjaga Perbatasan Bangladesh (BGB) meninggalkan pos mereka karena takut akan pembalasan publik.

Para pengungsi baru sebagian besar telah berlindung di tiga dari 27 kamp yang tersedia, menurut pantauan kantor berita Anadolu setelah berbicara dengan para pemimpin komunitas pengungsi. Pejabat BGB telah mengakui masuknya pengungsi dalam jumlah signifikan, tetapi telah mengindikasikan bahwa mereka secara aktif mencegah kedatangan tambahan.

“Kami telah menahan sedikitnya dua lusin pengungsi Rohingya baru hari ini,” kata seorang komandan BGB, yang tidak ingin disebutkan namanya, kepada Anadolu pada Sabtu. Para tahanan ditahan di sebuah pos pemeriksaan darurat, menurut pengamatan kantor berita tersebut.

Sementara itu, di perbatasan timur Bangladesh, kemajuan Tentara Arakan (AA) ke distrik Maungdaw telah memaksa ribuan warga Rohingya mengungsi. Tentara tersebut merupakan bagian dari gerilyawan pro-demokrasi dan kelompok bersenjata etnis minoritas yang telah berjuang untuk menyingkirkan junta militer yang melancarkan kudeta terhadap pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi pada 2021.

Semua itu terjadi saat para pengungsi Rohingya yang terdampar di kamp-kamp di Bangladesh selatan memperingati “Hari Genosida Rohingya” ketujuh, ketika sekitar satu juta pengungsi Rohingya melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh untuk menghindari tindakan keras yang dipimpin militer.

Mereka berkumpul di lapangan terbuka di kamp Kutupalong di distrik Cox’s Bazar sambil membawa spanduk dan karangan bunga bertuliskan “Harapan adalah Rumah” dan “Kami Rohingya adalah warga negara Myanmar”, menurut pantauan Associated Press (AP).

Pada 25 Agustus 2017, ratusan ribu pengungsi Rohingya mulai menyeberangi perbatasan ke Bangladesh dengan berjalan kaki dan menaiki perahu untuk melarikan diri dari pembunuhan tanpa pandang bulu dan kekerasan lainnya di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setahun kemudian pada Agustus 2018, kantor Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa para jenderal militer Burma harus diadili atas tuduhan genosida. Pada 23 Januari 2020, Mahkamah Internasional (ICJ) memerintahkan Myanmar untuk mencegah kekerasan genosida terhadap minoritas Rohingya.

Refugees International, organisasi independen yang mengadvokasi hak-hak pengungsi, menyerukan perhatian dan bantuan global untuk komunitas Rohingya. Daniel Sullivan, selaku direktur untuk Afrika, Asia, dan Timur Tengah Refugees International, mengatakan sangat penting bagi Amerika Serikat dan negara-negara lainnya di Asia Selatan dan Tenggara untuk menekan junta dan AA agar mengakhiri pertempuran.

“Negara-negara seperti Bangladesh, tempat Rohingya melarikan diri, harus menjaga perbatasan mereka tetap terbuka, menahan diri dari pemulangan, dan – didukung oleh donor internasional – menyediakan bantuan makanan dan medis serta peluang mata pencaharian dan pendidikan,” katanya.

ANADOLU

Pilihan editor: Benjamin Netanyahu Respons Serangan Hizbullah: Israel Bertekad Membela Diri

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sheikha Moza, Ibu Emir Qatar: 'Terlalu Lama Dunia Menutup Mata untuk Gaza'

10 jam lalu

Sheikha Moza. Instagram/mozabintnasser
Sheikha Moza, Ibu Emir Qatar: 'Terlalu Lama Dunia Menutup Mata untuk Gaza'

Sheikha Moza, pembela hak-hak anak dan pendidikan, menyuarakan kemarahannya atas tidak adanya tindakan global terhadap kekejaman Israel atas Gaza.


Ratusan Anak-anak di Panti Sosial Malaysia Diduga Alami Kekerasan dan Pelecehan Seksual

1 hari lalu

Ilustrasi pelecehan seksual pada anak laki-laki. Shutterstock
Ratusan Anak-anak di Panti Sosial Malaysia Diduga Alami Kekerasan dan Pelecehan Seksual

Lebih dari 400 anak-anak dan remaja di panti sosial di Malaysia, yang dikelola GISB diduga mengalami pelecehan seksual.


Hari ke-340 Genosida Israel di Gaza: Angka Korban Tewas Tembus 41.000

2 hari lalu

Warga Palestina memeriksa lokasi setelah serangan Israel menghantam kamp tenda pengungsi di tengah konflik Israel-Hamas, di daerah Al-Mawasi di Khan Younis, di Jalur Gaza selatan, 10 September 2024. Layanan darurat sipil Gaza mengatakan sedikitnya 20 tenda terbakar, dan rudal menyebabkan kawah sedalam sembilan meter. REUTERS/Mohammed Salem
Hari ke-340 Genosida Israel di Gaza: Angka Korban Tewas Tembus 41.000

Pasukan Israel melakukan tiga pembantaian di Gaza, menewaskan 32 orang dan melukai 100 orang lainnya dalam 24 jam terakhir.


Bangladesh Meminta India Pastikan Mantan PM Hasina Diam

6 hari lalu

Sheikh Hasina. REUTERS/Damir Sagolj
Bangladesh Meminta India Pastikan Mantan PM Hasina Diam

Hasina melarikan diri ke India pada 5 Agustus menyusul protes massal terhadap pemerintahan yang dijalankannya selama 15 tahun di Bangladesh


Ketua KPU Bangladesh Mundur Menyusul Penjungkalan Sheikh Hasina

7 hari lalu

Ketua KPU Bangladesh Mundur Menyusul Penjungkalan Sheikh Hasina

Ketu KPU Bangladesh mundur setelah menyangkal campur tangan politik dalam pemilu Januari yang memilih kembali pemimpin otokratis Sheikh Hasina.


Keluarga Korban Keberatan Enam Terdakwa Pelaku Kekerasan di PIP Semarang Dituntut Satu Tahun

7 hari lalu

Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang (PIP Semarang). Facebook
Keluarga Korban Keberatan Enam Terdakwa Pelaku Kekerasan di PIP Semarang Dituntut Satu Tahun

Seorang taruna PIP Semarang mengaku mengalami kekerasan hingga kencing darah.


UEA Bebaskan 57 Warga Bangladesh yang Dipenjara karena Unjuk Rasa

10 hari lalu

Presiden Joko Widodo menerima penghargaan sipil tertinggi dari Presiden PEA, Mohamed bin Zayed Al Nahyan di Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab (PEA), Rabu, 17 Juli 2024. Penghargaan tersebut diberikan sebagai pengakuan atas upaya Presiden Joko Widodo untuk memperkuat hubungan erat antara kedua negara dan meningkatkan kerja sama bilateral selama masa jabatannya. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
UEA Bebaskan 57 Warga Bangladesh yang Dipenjara karena Unjuk Rasa

Warga Bangladesh dipenjara di UEA karena berunjuk rasa menentang eks PM Sheikh Hasina.


Lahir di Argentina dengan Nama Jorge Mario Bergoglio, Berikut Sosok Paus Fransiskus

10 hari lalu

Paus Fransiskus memimpin doa Angelus di Vatikan, 17 Desember 2023. REUTERS/Guglielmo Mangiapane
Lahir di Argentina dengan Nama Jorge Mario Bergoglio, Berikut Sosok Paus Fransiskus

Paus Fransiskus akan mengunjungi Indonesia pada 3-6 September 2024. Berikut profil pemimpin umat Katolik tersebut.


Kekerasan dalam Penanganan Demonstrasi oleh Aparat, Ini 6 Desakan Tim Advokasi untuk Demokrasi

13 hari lalu

Seorang mahasiswi yang pingsan dievakuasi oleh temannya dengan ambulans ke rumah sakit usai polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan aksi mahasiswa di Jalan Pemuda, Semarang, Jawa Tengah, Senin, 26 Agustus 2024. Polisi menghujani gas air mata yang membuat puluhan mahasiswa pingsan dan dilarikan ke sejumlah rumah sakit. Tempo/Budi Purwanto
Kekerasan dalam Penanganan Demonstrasi oleh Aparat, Ini 6 Desakan Tim Advokasi untuk Demokrasi

Ini enam hal desakan Tim Advokasi untuk Demokrasi (TAUD) atas penanganan demonstrasi aparat yang eksesif.


Polisi Tahan Pegawai Ditjen Pajak Atas Kasus KDRT Terhadap Istri

16 hari lalu

Ilustrasi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Shutterstock
Polisi Tahan Pegawai Ditjen Pajak Atas Kasus KDRT Terhadap Istri

Kasus KDRT oleh pegawai Ditjen Pajak itu terekam dalam sebuah video dan beredar di Instagram. Korban juga bekerja di kementerian.