TEMPO.CO, Jakarta - Badan legislatif tertinggi Cina telah menyetujui usulan untuk menaikkan usia pensiun, menurut kantor berita resmi Xinhua pada Jumat, 13 September 2024. Cina mempercepat perombakan undang-undang yang telah berusia puluhan tahun untuk mengatasi tekanan ekonomi akibat menyusutnya tenaga kerja.
Usia pensiun di Cina saat ini termasuk yang terendah di dunia. Reformasi Undang-undang sangat mendesak mengingat harapan hidup di Cina telah meningkat menjadi 78 tahun pada 2021, dari sekitar 44 tahun pada 1960. Tingkat harapan hidup pada 2050 diperkirakan lebih dari 80 tahun. Di saat yang sama, populasi pekerja yang dibutuhkan untuk mendukung para lansia menyusut.
Usia pensiun bagi pria akan dinaikkan dari 60 tahun menjadi 63 tahun, sementara bagi wanita pekerja kerah putih, akan dinaikkan dari 55 tahun menjadi 58 tahun. Bagi wanita pekerja kerah biru, akan disesuaikan dari 50 tahun menjadi 55 tahun. Perubahan tersebut mulai berlaku pada 1 Januari 2025 dan akan dilaksanakan selama 15 tahun.
Dengan menaikkan usia pensiun, pemerintah dapat meningkatkan tingkat partisipasi angkatan kerja, membantu mengurangi dampak buruk penuaan populasi, kata Xiujian Peng, peneliti senior di Pusat Studi Kebijakan di Universitas Victoria di Australia.
"Pemerintah harus mengambil tindakan. Jika populasi terus menurun, penyusutan tenaga kerja akan semakin cepat, yang selanjutnya berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi."
Xing Zhaopeng, ahli strategi senior ANZ untuk Tiongkok, mengatakan langkah tersebut akan berdampak kecil dalam jangka pendek tetapi membantu menjaga pertumbuhan produktivitas yang stabil dalam jangka panjang.