TEMPO.CO, Jakarta - Dukungan publik terhadap Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dititik terendah sejak dia menjabat sebagai orang nomor satu di Korea pada Mei 2022. Survei terbaru yang dilakukan Gallup Korea dan dipubliasi pada Jumat, 13 September 2024, memperlihatkan hanya 20 persen responden yang masih menyetujui kinerja Yoon berdasarkan caranya menangani reformasi bidang kesehatan, biaya hidup dan kemampuan Yoon dalam berkomunikasi.
Yoon adalah presiden yang diusung Partai Rakyat Berkuasa, yang pada pemilu April 2024 mengalami kekalahan sehingga partai oposisi yakni Partai Demokratik Korea menguasai 175 kursi Dewan Nasional dari total 300 kursi yang diperebutkan. Pemilu itu secara luas dipandang referendum atas kinerja Yoon yang sejak pemilu tersebut angka kepuasan pada kinerja Presiden Yoon turun di bawah 30 persen.
Pada Juni 2022 atau tak lama setelah inagurasi, dukungan pada Yoon berdasarkan survei Gallup Korea sebesar 53 persen. Pemerintahan bertekad mendorong reformasi untuk mengatasi kekurangan tenaga dokter di Korea Selatan dengan menambah jumlah mahasiswa kedokteran yang pertahunnya bakal menerima sampai 2 ribu calon mahasiswa baru fakultas kedokteran. Namun yang terjadi, gelobang unjuk rasa selama berbulan-bulan karena dokter muda menilai reformasi itu telah membebani sistem kesehatan. Bukan hanya itu, publik di Korea Selatan pun mengkritik cara Seoul menangani sengketa ini. Pada awal bulan ini, kantor kepresidenan Korea Selatan mengatakan terbuka untuk melakukan revisi terhadap rencana tersebut.
Yoon memuji kebijakan luar negerinya sebagai salah satu kekuatannya, diantaranya meningkatkan hubungan dengan Tokyo setelah diselimuti isu sejarah saat Jepang menjajah Semenanjung Korea pada 1910-1945.
Survei dilakukan Gallup Korea terhadap 1.002 responden melalui telepon. Dalam survei berbeda yang dilakukan Realmeter dan dipublikasi pada 2 September 2024, angka dukungan pada Yoon sebesar 29.6 persen.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Singapura Sahkan UU Pekerja Platform, Kemnaker: Bukan Berarti RI Harus Ikutan
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini