Kementerian Luar Negeri Cina pada Kamis, 22 Agustus 2024, membenarkan jaksa penuntut di Cina mengindikasikan seorang warga negara Jepang diduga telah menjadi mata-mata. Hak orang-orang yang terlibat dalam kasus ini, akan dilindungi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Mao Ning mengatakan mata-mata warga Jepang itu secara tidak langsung terlibat dalam kasus hukum di Cina. Identitas lengkap terduga mata-mata itu tidak diungkap, hanya disebutkan karyawan di Astellas Pharma Inc.
Hubungan Cina dan Jepang telah memburuk dalam beberapa waktu terakhir karena kedua negara menghadapi sejumlah isu mulai dari klaim teritorial hingga keputusan Tokyo melepaskan air dari pabrik nuklir Fukushima ke laut. Penahanan warga negara Jepang yang diduga mata-mata ini, seperti menyiram bensin ke hubungan Jepang-Cina yang memburuk.
Sejumlah pejabat tinggi di Pemerintah Jepang mengatakan penahanan pegawai Astellas Pharma Inc sudah dilakukan sejak tahun lalu, telah berdampak buruk pada iklim bisnis, investasi asing turun dan adanya eksodus ekspatriat Jepang yang tinggal di Cina.
Kepulauan, yang oleh Cina dinamai Diaoyu, di Laut Cina Timur, telah menjadi sengketa antara Cina dan Jepang. Kepulauan itu oleh Jepang dinamai Senkaku, yang diperkirakan memiliki cadangan gas dan minyak yang besar.
Sejumlah diplomat dari kedua negara mengatakan Tokyo dan Beijing berusaha meredam sengketa itu agar tak mempengaruhi hubungan ekonomi di antara kedua negara. Namun, upaya perdamaian itu jauh lebih berat. Jepang dan Cina memperebutkan kepulauan tak berpenghuni itu sejak 2010
Selain masalah sengketa wilayah, hubungan kedua negara diwarnai kenangan pahit Cina atas agresi militer Jepang pada 1930 dan 1940-an. Rivalitas keduanya berlangsung hingga kini atas sumber daya alam dan saling berebut pengaruh di kawasan regional.
Beijing memperingatkan Jepang perdagangan kedua negara akan terpengaruh oleh rentetan ketegangan itu. Cina, kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia, merupakan rekan dagang terbesar Jepang.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Kamboja Tertarik Beli Helikopter dan Senjata Ringan dari Indonesia
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini