TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan bahwa sebuah rudal Rusia menghantam kapal Ukraina yang membawa gandum di Laut Hitam. Kapal disebutkannya sedang berlayar menuju Mesir
“Malam ini, Rusia meluncurkan serangan terhadap kapal sipil biasa di Laut Hitam segera setelah kapal tersebut meninggalkan perairan teritorial Ukraina,” kata Zelensky di sosial media X seperti dikutip dari Anadolu, Kamis.
Dia menyebut tidak ada korban akibat serangan tersebut. Namun Zelensky juga mengatakan seranga itu tertuju kepada Ukraina sebagai pihak penjamin keamanan pangan global yang penting.
Menurut Zelensky, stabilitas puluhan negara di seluruh dunia bergantung pada operasi normal dan tanpa hambatan dari koridor gandum Ukraina. Ia secara spesifik mendefinisikan pengiriman makanan Kiev ke negara-negara Afrika dan Timur Tengah sebagai krusial.
“Kami akan terus berusaha keras untuk menjaga pelabuhan kami, Laut Hitam, dan ekspor pangan ke pasar global," katanya sambil menambahkan, "Ini adalah prioritas nyata Ukraina untuk melindungi kehidupan dan seharusnya menjadi prioritas semua negara.”
Zelensky menyatakan menunggu reaksi dunia atas serangan tersebut. "Gandum dan keamanan pangan tidak boleh menjadi target rudal,” katanya lagi.
Rusia belum memberikan komentar atas tuduhan di balik serangan atas kapal angkut gandum tersebut.
Ukraina Boleh Luncurkan Rudal Storm Shadow?
Terpisah, laporan The Guardian menyebut Pemerintah Inggris setuju mengizinkan Ukraina menggunakan rudal Storm Shadow. Rudal jenis itu dipasok Inggris untuk Ukraina bisa melakukan serangan jarak jauh hingga ke dalam wilayah Rusia.
Mengutip pejabat Inggris yang tidak disebutkan namanya, laporan tersebut menunjukkan bahwa perubahan signifikan dalam kebijakan itu dilakukan secara tertutup dan diperkirakan tidak akan ada pengumuman resmi kepada publik. Perubahan kebijakan baru saat ini meski Rusia telah lama menuduh penggunaan rudal Storm Shadow oleh Ukraina.
Kabar ini datang di tengah diskusi yang sedang berlangsung antara Kiev dan sekutu Baratnya mengenai pembatasan yang dikenakan pada penggunaan senjata jarak jauh. Ukraina telah lama mengeluhkan kemampuannya yang dibatasi untuk membela diri dan melawan pasukan Rusia.
Banyak negara khawatir tentang membiarkan Ukraina menargetkan jauh ke dalam wilayah Rusia. Alasannya, takut akan meningkatkan konflik lebih lanjut.
Dalam konferensi pers bersama di Kiev pada Rabu, 11 September 2024, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy menegaskan bahwa Rusia memikul tanggung jawab atas eskalasi perang.
Blinken menghindari secara langsung membahas perubahan kebijakan mengenai serangan jarak jauh Ukraina. Dia juga tidak mengomentari potensi penggunaan rudal Storm Shadow oleh Ukraina.
Namun, pemilihan waktu kunjungan Blinken dan Lammy ke Kiev adalah setelah Washington mengonfirmasi bahwa Iran telah mengirimkan rudal balistik ke Rusia. Blinken menggambarkan pasokan senjata baru ke Moskow memberi Rusia kemampuan dan fleksibilitas tambahan dalam perang yang berkelanjutan di Ukraina.
Pejabat Inggris, menurut The Guardian, percaya bahwa kunjungan diplomat tinggi AS dan Inggris ke Kiev kemungkinan tidak akan terjadi tanpa adanya kesepakatan tertentu mengenai perluasan kemampuan Ukraina dengan rudal Storm Shadow.
Pilihan Editor: Kapan Musim Hujan 2024 Tiba? Ini Penjelasan BMKG