Kunjungan Blinken dilakukan saat Presiden AS Joe Biden, menghadapi tekanan yang meningkat di tahun pemilu. Meskipun AS optimistis, Israel dan Hamas mengisyaratkan bahwa kesepakatan antara kedua pihak akan sulit dicapai.
Pembicaraan selama berbulan-bulan terus berlanjut dengan isu yang sama. Israel mengatakan perang hanya dapat berakhir jika Hamas sebagai kekuatan militer dan politik bisa dihancurkan. Sebaliknya Hamas mengatakan pihaknya hanya akan menerima gencatan senjata permanen, bukan sementara.
Meski Israel disebut menerima proposal dari AS, Hamas menuduh Washington memihak Israel. "Ketika Blinken mengatakan bahwa Israel setuju dan kemudian Israel mengatakan bahwa ada usulan yang diperbarui, ini berarti bahwa Amerika tunduk pada tekanan Israel dan bukan sebaliknya. Kami yakin bahwa ini adalah manuver yang memberi Israel lebih banyak waktu," kata pejabat senior Hamas Osama Hamdan.
Hamdan mengatakan bahwa Hamas telah mengonfirmasi kepada para mediator bahwa mereka tidak memerlukan perundingan gencatan senjata Gaza yang baru. "Kami perlu menyetujui mekanisme implementasi," ujarnya. Selama perang berlangsung di Gaza, sekitar 40.000 warga sipil Palestina tewas.
REUTERS
Pilihan editor: Senjata Makan Tuan, Pengadilan Kejahatan Perang Bangladesh akan Sidangkan Sheikh Hasina