TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah video yang dibagikan di media sosial menunjukkan mobil-mobil dan rumah-rumah yang terbakar di Jit, Tepi Barat, Palestina. Puluhan pemukim Israel bertopeng turun ke desa tersebut, menembaki warga, membakar mobil dan menghancurkan rumah dan properti lainnya, menurut para saksi mata dan rekaman video dari serangan tersebut.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan pada Jumat, 16 Agustus 2024, bahwa Mahmoud Abdel Qader Sadda tertembak fatal dalam serangan di Jit, di Tepi Barat utara sekitar 10 km sebelah barat Nablus.
Laporan Reuters menyatakan serangan Jit lebih besar dari serangan pemukim Tepi Barat baru-baru ini, namun bukan hal yang unik. Kekerasan terhadap desa-desa Palestina telah meningkat seiring dengan pembangunan pemukiman yang tak terkendali di seluruh Tepi Barat.
Sejak dimulainya perang Gaza, jumlah serangan meningkat dengan cepat. Antara 7 Oktober, ketika para pejuang yang dipimpin Hamas menyerang Israel, hingga minggu ini, badan kemanusiaan PBB, OCHA, mencatat sekitar 1.250 serangan yang dilakukan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina, atau sekitar empat serangan setiap harinya.
Dari jumlah tersebut, sekitar 120 di antaranya menyebabkan kematian atau luka-luka pada warga Palestina dan sekitar 1.000 properti warga Palestina rusak.
Baca juga:
Jit, yang terletak di antara kota-kota titik api Nablus dan Qalqilyah, di Tepi Barat bagian utara, belum pernah mengalami serangan pemukim dalam skala yang sebanding di masa lalu, kata penduduk. Namun, mereka mengatakan bahwa telah terjadi ketegangan karena pemukiman di dekatnya telah tumbuh dan berkembang.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia juga mengkritik Israel karena mengizinkan pasukannya dan juga para pemukim untuk beroperasi dengan "kekebalan hukum yang endemik" dalam serangan-serangan mereka terhadap warga Palestina.
Serangan terhadap Jit menuai kecaman luas dari warga Palestina dan juga para pemimpin asing, termasuk mereka yang terus memberikan dukungan militer dan diplomatik kepada Israel di tengah-tengah perang Gaza.
Ini beberapa reaksi yang dirangkum oleh Al Jazeera:
Otoritas Palestina
Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk serangan tersebut sebagai tindakan "terorisme negara yang terorganisir".
"Kami menuntut pemberlakuan sanksi jera terhadap sistem penjajahan yang rasis, pembubaran milisi pemukim teroris, dan penuntutan terhadap para anggotanya," demikian pernyataannya.