Cina
Kejutan utama dari pencalonan Walz adalah terungkapnya masa lalunya di Cina. Tidak seperti kebanyakan pemimpin AS, dia kemungkinan memiliki wawasan yang langka tentang negara yang diprediksi oleh beberapa pihak dapat mengambil alih posisi AS sebagai negara adidaya di dunia.
Namun dengan munculnya Cina sebagai isu kebijakan utama, keterlibatannya di masa lalu dengan negara tersebut akan diawasi dengan ketat, terutama mengingat klaim Trump baru-baru ini bahwa Harris akan "tunduk pada Cina dengan mengorbankan Amerika."
"Komunis Cina sangat senang dengan @GovTimWalz sebagai calon wakil presiden Kamala," ujar Richard Grenell, mantan direktur pelaksana Intelijen Nasional pada pemerintahan Trump sebelumnya di era X.
Namun, persahabatan Walz dengan Cina bukan tanpa syarat.
Dia baru saja lulus dari pelatihan guru di Chadron State College, Nebraska, ketika dia pindah ke Cina pada 1989, mengajar selama satu tahun di sebuah sekolah menengah atas di provinsi Guangdong melalui program WorldTeach Universitas Harvard.
Pada tahun itu, ia secara pribadi menyaksikan penumpasan brutal pemerintah terhadap protes pro-demokrasi di Lapangan Tiananmen Beijing pada 4 Juni, yang menurut kelompok-kelompok hak asasi manusia telah menewaskan ribuan orang.
"Rasanya seperti kebebasan melanda dunia, dan itu adalah perasaan yang sangat optimis," katanya dalam sebuah rekaman tak bertanggal yang saat ini beredar di dunia maya. Dia memutuskan untuk tetap tinggal di Beijing, merasa penting untuk menjadi saksi dan berdiri bersama rakyat Cina.
Saat menjabat, Walz tampaknya telah mencapai keseimbangan pragmatis, mempromosikan hubungan dengan negara yang jelas-jelas dicintainya sambil menolak untuk berkompromi dengan masalah hak asasi manusia.
Selama masa jabatannya di Kongres, ia bertugas di Komisi Kongres-Eksekutif untuk Cina, ikut mensponsori beberapa RUU yang bertujuan untuk mengatasi pelanggaran hak asasi yang dilakukan oleh pemerintah Cina dan ikut menandatangani Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong pada tahun 2017.
Pada 2018, ia bertemu dengan pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama. "AS didirikan berdasarkan gagasan kebebasan universal, dan saya percaya bahwa kita harus terus mendesak pemerintah Cina untuk memberikan kebebasan beragama yang tidak terlalu diatur kepada rakyat Tibet," katanya, dalam pernyataan sebelumnya.
Sebagai gubernur, ia mendukung hubungan perdagangan dengan Cina, menyerukan kepada mantan Presiden Donald Trump untuk mengakhiri perang dagangnya dengan negara ekonomi utama tersebut.
Namun, ia percaya bahwa Washington tidak boleh goyah dalam menentang ekspansionisme Cina di Laut Cina Selatan, dengan mengutip pembangunan pulau-pulau buatan oleh Beijing sebagai alasan untuk tidak mengurangi pengeluaran militer AS.
Dengan "Coach Walz" sebagai Wapres, AS berpotensi memasuki era baru hubungan yang lebih seimbang dengan saingan geopolitik utamanya.
AL JAZEERA
Pilihan Editor: Kamala Harris Pilih Tim Walz Sebagai Cawapres: Sang Demokrat dari Jantung Amerika