Terpilih Jadi Pemimpin Hamas
Pada tahun 2017, ia bergabung dengan Politbiro Hamas dan terpilih sebagai pemimpin Hamas dalam sebuah pemilihan rahasia, menggantikan Ismail Haniyeh. Pada bulan Maret, ia membentuk komite administratif yang dikendalikan Hamas untuk Jalur Gaza, yang berarti ia menentang pembagian kekuasaan dengan Otoritas Palestina.
Yahya Sinwar menjadi pembuat keputusan kunci dan anggota eksekutif kepemimpinan Hamas yang menyusun kebijaksanaan termasuk terhadap masalah Israel. Hani Habeeb, seorang pengamat politik di Gaza, mengatakan, kemenangan Sinwar sebagai sebuah pesan pembangkangan kepada Israel dan dapat mempersulit rekonsiliasi dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dari faksi Fatah.
Pada bulan Maret 2021, Sinwar kembali terpilih untuk masa jabatan empat tahun kedua sebagai kepala biro politik organisasi tersebut di Gaza dalam pemilihan yang diadakan secara rahasia. Dia adalah pejabat tertinggi Hamas di Gaza dan penguasa de facto Jalur Gaza. Dia adalah anggota Hamas kedua yang paling kuat setelah Ismail Haniyeh.
Saat menjabat yang kedua kalinya, Sinwar tidak takut untuk mendorong konfrontasi yang lebih keras dengan Israel. Bahkan pada 2020, dia mengancam akan berperang jika Israel tidak mengizinkan alat bantu pernapasan dan bantuan medis lainnya ke wilayah miskin itu untuk melawan penyebaran virus corona.
Pada Agustus 2024, ia terpilih untuk yang ketiga kalinya sebagai pemimpin keseluruhan Hamas. Kali ini, dia menggantikan Ismail Haniyeh yang dibunuh oleh Israel saat mengunjungi Teheran. Kabar perihal penunjukan Sinwar ini ‘disambut’ oleh sejumlah serangan roket dari Gaza yang masih diturunkan untuk memerangi tentara Israel yang mengepung Jalur Gaza.
RIZKI DEWI AYU | JEWIS VIRTTUAL LIBRARY | AL JAZEERA | ECFR.EU
Pilihan editor: Top 3 Dunia: Warga Israel Dihujani Roket hingga Sheikh Hasina Anak Pendiri Bangladesh