TEMPO.CO, Jakarta - Hamas menunjuk Yahya Sinwar sebagai Kepala biro politik Hamas menggantikan Ismail Haniyeh yang tewas dalam sebuah pembunuhan di Tehran pada 31 Juli 2024. Penunjukan Sinwar ini diumumkan secara resmi oleh Hamas pada Selasa, 6 Agustus 2024.
Dipilihnya Sinwar diharapkan bisa memperkuat jalan perjuangan Hamas yang dimulai sejak serangan 7 Oktober 2023. Sinwar adalah arsitek serangan paling mematikan pada Israel selama beberapa dekade. Dia selama ini bersembunyi di Gaza, menantang segala upaya Israel untuk membunuhnya sejak meletupnya perang Gaza.
“Kelompok Hamas mengumumkan dipilihnya komandan Yahya Sinwar sebagai Kepala biro politik Hamas untuk melanjutkan tugas-tugas Ismail Haniyeh yang sahid,” demikian bunyi pengumuman Hamas.
Kabar perihal penunjukan Sinwar ini ‘disambut’ oleh sejumlah serangan roket dari Gaza yang sampai berita ini diturunkan masih memerangi tentara Israel yang mengepung Jalur Gaza. Kabar ini juga disampaikan saat Israel bersiap menghadapi kemungkinan serangan dari Iran buntut dari kematian Haniyeh.
“Penunjukan ini berarti Israel harus menghadapi Sinwar untuk mencari solusi perang Gaza,” kata seorang diplomat yang paham isu ini, merujuk pada perundingan damai yang sedang dimediasi Mesir dan Qatar, demi terhentinya perang Gaza dan dikembalikannya 115 sandera warga negara Israel yang masih disandera Hamas.
Sinwar menghabiskan separuh hidupnya di penjara Israel. Dia telah menjadi salah satu pemimpin Hamas paling berkuasa yang masih hidup setelah kematian Haniyeh. Peristiwa pemunuhan pada Haniyeh telah membuat kawasan timur tengah diambang konflik, khususnya setelah Israel berjanji akan melakukan pembalasan yang keras.
Israel belum mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh, namun hanya mengaku telah membunuh beberapa pejabat senior, diantaranya Wakil Ketua Hamas Saleh al-Arouri yang dibunuh di Beirut dan Mohammed Deif salah satu komandan militer Hamas.
Sinwar, 61 tahun, lahir di sebuah kamp pengungusian di selata Kota Khan Younis, Gaza. Dia terpilih menjadi Ketua Hamas pada 2017 setelah mendapatkan reputasi sebagai sosok penegak hukum yang sangat tegas di kalangan warga Palestina dan musuh bebuyutan Israel.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Top 3 Dunia: Warga Israel Dihujani Roket hingga Sheikh Hasina Anak Pendiri Bangladesh