Rangkaian pembunuhan Jurnalis
Pembunuhan pada Rabu, 31 Juli 2024, membuat jumlah total jurnalis Al Jazeera yang terbunuh di Gaza sejak awal perang menjadi empat orang.
Pada Desember, jurnalis Al Jazeera untuk wilayah Arab, Samer Abudaqa, terbunuh dalam serangan Israel di Khan Younis. Kepala biro Al Jazeera di Gaza, Wael Dahdouh, juga terluka dalam serangan tersebut. Istri, anak laki-laki, anak perempuan, dan cucu Dahdouh terbunuh dalam serangan udara Israel di kamp pengungsi Nuseirat pada bulan Oktober.
Pada Januari, putra Dahdouh, Hamza, yang juga seorang jurnalis Al Jazeera, tewas dalam serangan rudal Israel di Khan Younis.
Sebelum perang, koresponden Al Jazeera Shireen Abu Akleh ditembak mati oleh seorang tentara Israel ketika dia meliput serangan Israel di Jenin di Tepi Barat yang diduduki pada Mei 2022. Meskipun Israel telah mengakui bahwa tentaranya kemungkinan besar menembak Abu Akleh secara fatal, Israel tidak melakukan penyelidikan kriminal atas kematiannya.
Melaporkan dari Deir el-Balah di pusat kota Gaza pada Rabu, Hind Khoudary dari Al Jazeera merefleksikan bahaya yang dihadapi para jurnalis setiap hari.
"Kami melakukan segalanya [untuk tetap aman]. Kami memakai jaket pers kami. Kami memakai helm kami. Kami mencoba untuk tidak pergi ke tempat yang tidak aman. Kami mencoba untuk pergi ke tempat-tempat di mana kami dapat menjaga keamanan kami," katanya. "Tapi kami telah menjadi sasaran di tempat-tempat normal di mana warga biasa berada."
Ia menambahkan: "Kami berusaha melakukan segalanya, tetapi pada saat yang sama, kami ingin melaporkan, kami ingin memberi tahu dunia apa yang sedang terjadi."
Jodie Ginsberg, presiden CPJ, mengatakan bahwa pembunuhan al-Ghoul dan al-Refee merupakan contoh terbaru dari risiko mendokumentasikan perang di Gaza, yang merupakan konflik paling mematikan bagi para jurnalis yang pernah didokumentasikan oleh organisasi tersebut dalam 30 tahun terakhir.
Ginsberg mengatakan kepada Al Jazeera bahwa organisasi tersebut telah menemukan setidaknya tiga jurnalis telah menjadi sasaran langsung pasukan Israel di Gaza sejak perang dimulai.
Ia mengatakan CPJ sedang menyelidiki 10 kasus lainnya, sembari mencatat sulitnya menentukan rincian lengkapnya tanpa akses ke Gaza.
"Itu bukan hanya sebuah pola yang telah kita lihat dalam konflik ini, namun juga merupakan bagian dari strategi [Israel] yang lebih luas yang bertujuan untuk menghambat informasi yang keluar dari Gaza," ujar Ginsberg, dengan mengutip pelarangan Al Jazeera untuk melakukan peliputan di Israel sebagai bagian dari tren ini.
AL JAZEERA
Pilihan Editor: Pembunuhan Ismail Haniyeh di Teheran: Bagaimana Iran akan merespons?