TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Kamala Harris berpeluang menang melawan kandidat dari Partai Republik Donald Trump. Harris disodorkan oleh Joe Biden untuk menggantikannya sebagai kandidat presiden dari Partai Demokrat.
Dalam survei yang digelar oleh Reuters/Ipsos, Kamala Harris unggul tipis dua poin persentase dibandingkan Trump. Hal itu sebanding dengan defisit dua poin yang dihadapi Biden terhadap Trump dalam jajak pendapat minggu lalu sebelum ia mundur dari pencalonan presiden pada hari Minggu.
Kamala Harris, unggul atas Trump dengan perolehan suara 44 persen, sementara Trump 42 persen. Survei digelar dalam jajak pendapat nasional, dengan margin error 3 poin.
Survei nasional memberikan sinyal penting mengenai dukungan Amerika terhadap kandidat politik, yang pada akhirnya memutuskan siapa yang memenangkan pemilihan presiden. Seorang responden yang disurvei mengatakan besarnya liputan media mempengaruhi naiknya popularitas Harris.
"Lonjakan itu kemungkinan akan mulai terlihat dalam beberapa hari ke depan dan akan berlangsung cukup lama," kata pencatat jajak pendapat Tony Fabrizio dalam memo yang diedarkan kepada wartawan oleh tim kampanye Trump.