Gencatan Senjata Permanen Mustahil Terjadi
Para analis mengatakan bahwa mereka yakin gencatan senjata permanen hampir tidak mungkin tercapai karena Israel di bawah Netanyahu berkomitmen untuk terus berperang dan masih menerima bantuan militer dan dukungan diplomatik dari Amerika Serikat.
Pada hari-hari awal serangan ke Gaza, Netanyahu berjanji untuk mengalahkan Hamas. Untuk sementara, ia telah menolak proposal gencatan senjata dan berjanji untuk terus bertempur selama kelompok tersebut masih bertahan. Netanyahu baru-baru ini mengatakan bahwa serangan Israel pada akhir pekan lalu yang menewaskan 90 orang di al-Mawasi akan mengirimkan pesan yang jelas bahwa "hari-hari Hamas telah berakhir".
Meskipun militer Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, namun pemberantasan Hamas telah terbukti tidak nyata. Pada akhir Juni, Daniel Hagari, seorang juru bicara militer Israel, bahkan membantah pernyataan Netanyahu.
"Usaha untuk menghancurkan Hamas, membuat Hamas menghilang - itu hanya melemparkan pasir ke mata publik," kata Hagari kepada sebuah stasiun televisi Israel. "Hamas adalah sebuah ide. Hamas adalah sebuah partai. Ia berakar di hati rakyat. Siapa pun yang berpikir bahwa kita dapat melenyapkan Hamas adalah salah."
Namun, menurut Kenney-Shawa, tujuan yang tidak terdefinisi mungkin merupakan bagian dari pemikiran Netanyahu, yang memungkinkannya untuk melanjutkan perang selama ia mau.
Netanyahu akan "memaksa Hamas untuk menyetujui gencatan senjata sementara yang memungkinkan kembalinya sebagian atau seluruh sandera, setelah itu Israel akan melanjutkan serangan brutalnya", ujar Kenney-Shawa, "atau hanya melanjutkan penyerangan sementara negosiasi gencatan senjata dihentikan dan dimulai selama Israel masih menerima cek kosong dan lampu hijau dari AS".
AL JAZEERA
Pilihan Editor: Militer Israel Lanjutkan Serangan di Gaza